REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Proses perobohan terhadap 83 bangunan kios di areal Stasiun Universitas Indonesia (UI), Rabu (29/5), telah usai. Dari puluhan bangunan milik pedagang itu, masih tersisa satu kios yang belum ditertibkan, sebab masa kontraknya baru habis di tanggal 31 Mei besok.
Saat ini, proses penertiban pun tengah berhenti. Kepala Humas Daerah Operasional (Daops) I PT KAI Sukendar Mulya mengatakan, dari penertiban 83 kios, saat ini tinggal proses perapian puing-puing.
"Proses penertiban ini sudah 50-60 persen. Semoga besok tidak ada pelangsungan KRL lagi di Stasiun UI," ujar Sukendar, saat ditemui Republika di peron baru Stasiun UI, Depok, Rabu (29/5).
Ia menjelaskan, nantinya proses penertiban ini pun diharapkan agar tidak berlangsung lama. PT KAI pun berharap dalam sehari, penertiban bisa selesai. "Semoga semua-semuanya bisa selesai sebelum Maghrib dan besok stasiun beroperasional," ucapnya.
Saat ini, semua rangkaian KRL di kedua arah pada rute perjalanan dari Stasiun Kota Jakarta hingga Bogor, hanya melintas di Stasiun UI. Rangkaian kereta tak berhenti di stasiun tersebut.
Sukendar menerangkan, jika proses penertiban di seluruh areal stasiun rampung, maka pintu elektronik keluar-masuk penumpang (e-Gate) sudah bisa dipasang di Stasiun UI. Ia menjelaskan, kemungkinan pemasangan e-Gate bisa dilaksanakan pekan depan. "Mungkin-mungkin Senin," katanya.
Namun ia optimistis, pemberlakuan e-Ticketing ini dapat berjalan tepat waktu sesuai yang diprogramkan, yaitu 1 Juni 2013. Sukendar mengatakan, atas penertiban yang terjadi dan pelangsungan KRL yang tak berhenti di stasiun UI ini, KAI pun meminta maaf.
Ia menjelaskan, pemberlakuan e-Ticketing ini dimaksudkan untuk menertibkan sistem penyelenggaraan perkeretaapian Indonesia. Penyelenggaraan e-Ticketing juga untuk meningkatkan pelayanan PT KAI kepada seluruh penumpangnya. "Jadi, stasiun aktifitasnya benar-benar untuk naik-turun penumpang,'' katanya.