REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Seorang bayi hilang sedangkan 14 penumpang lain selamat saat kapal motor sewa yang mereka tumpangi tenggelam di Kampung Skitong, Sebangan, Sarawak.
Insiden itu terpaut tiga hari setelahpal ekspres tang mengangkut 204 penumpang itu terbalik di Belaga, Sarawak.
Kapal motor sewa yang dinaiki tiga keluarga, termasuk sembilan anak-anak, tersebut tenggelam pada Jumat (31/5) pukul 11.30, sejam setelah meningggalkan dermaga Kampung Tungkah Melayu dalam perjalanan menuju Kampung Ensika untuk menyambut Hari Gawai.
Kepala Polisi Daerah Simunjan Deputi Superintendan Choo Yii Kok mengatakan kapal itu dinaiki 15 penumpang terdiri atas enam dewasa dan sembilan anak-anak.
Seorang anak lelaki berusia setahun dua bulan, Criftie Laing, hilang dalam kejadian itu karena terlepas dari pegangan ibunya.
"Kapal tersebut diduga tenggelam karena terhempas ombak dari kapal yang datang dari arah berlawanan. Gelombang kuat diikuti hujan menyebabkan pengemudi gagal mengendalikan kapal dan terbalik sebelum karam," katanya.
Mujur semua penumpang mengenakan jaket keselamatan dan mereka ditolong oleh kapal nelayan yang melintasi lokasi kejadian, imbuhnya. Polisi melakukan operasi untuk mencari dan menyelamatkan korban yang hilang.
Sebelumnya pada Selasa (28/5) sebuah kapal motor ekspres yang mengangkut 204 penumpang tenggelam di Sungai Rajang, Sarawak. Kapal tersebut seharusnya hanya berkapasitas 74 penumpang.
Sebagian besar penumpang adalah masyarakat Iban dan Orang Ulu yang ingin merayakan Hari Gawai.
Menurut warga di sekitar Belaga, kesesakan penumpang kapal motor ekspres dari Belaga ke Sibu sudah terjadi selama 30 tahun terakhir karena hanya satu kapal yang beroperasi setiap hari.
"Apabila insiden seperti Selasa lalu itu terjadi, semua pihak harus membuka mata. Kalau tidak dapat tembuat jalan raya dari Belaga ke Sibu, lebih baik tambah saja jumlah kapal beroperasi dari Belaga atau Bakun ke Sibu," kata seorang warga, Laeng Arit (35) dari Kampung Punan Bah.
Sementara itu di Terminal Kapit, terjadi penumpukan calon penumpang yang akan menuju Belaga karena kapal-kapal motor tidak berani melintasi arus deras menuju ke hulu.
Penumpang yang tetap ingin melanjutkan perjalanan ke rumah panjang di Belaga bagi menyambut Hari Gawai harus mencari alternatif lain.
Menurut Kaunselor Belaga, Daniel Levioh, lebih 40 rumah panjang di sekitar Belaga dan Kapit tidak dapat diakses karena arus deras dan tidak adanya kapal ekspres yang beroperasi.