REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Cosmas Refra Kei, kuasa hukum sekaligus pihak keluarga Kei membantah jika insiden penembakan Fransiskus Kei terkait persaingan bisnis jasa pengamanan. "Sejak dulu baik korban maupun keluarga mempunyai bisnis yang halal dan legal," kata dia, saat dihubungi ROL, Senin (3/6).
Cosmas menegaskan kepada sejumlah pihak, baik dari kepolisian maupun media massa untuk tidak memperlebar dugaan kematian sepupunya, yang juga adik kandung dari John Kei. Menurutnya, kejadian ini merupakan musibah. Lebih lanjut, keluarga menyerahkan kepada kepolisian untuk mengusut pelaku pembunuhan.
Cosmas mengatakan, bisnis yang digeluti Tito hanya sebagai advokat. Profesi itu pun dilakoni sejak 2006 silam, dan mempunyai kantor resmi di Wisma Mega, kawasan Sunter, Jakarta Utara. Di kantor itu Cosmas juga terdaftar sebagai tim advokasi.
Menurutnya, kantor advokasi itu menerima klien semua kalangan, dari orang miskin maupun kaya raya. Bukan hanya untuk kalangan keluarga Kei. "Kami buka untuk umum," kata rekan kerja sekaligus sepupu Tito Kei itu.
Tito, kata Cosmas, beberapa waktu belakangan juga sibuk berkecimpung di dunia politik. Sepupunya itu juga diketahui mencalonkan diri sebagai anggota legislator di wilayah Papua, dari Partai Amanat Nasional. Nama Tito saat ini tengah menunggu verikasi administrasi pencalonan.
Kesibukan di dunia politik dilakoni Tito sejak Pemilu 2009 lalu. Tito diusung partai serupa, hanya saja ketika itu pencalonannya tidak lolos di tingkat administrasi. Ketertarikan Tito di dunia politik karena tertantang menjadi wakil rakyat. Itu pun setelah PAN menawarkan pengusungan pria yang akrab disapa Bung Tito tersebut.
Cosmas kembali menegaskan bahwa tidak ada bisnis jasa yang digeluti Tito maupun keluarganya. Dia pun mengaku belum terlalu fokus mengurusi kasus penembakan Tito karena masih dalam suasana duka. "Yang jelas, kami siap membantu jika polisi membutuhkan bantuan keterangan dari keluarga," katanya.
Tito tewas ditembak orang tak dikenal saat tengah bermain kartu bersama empat rekannya, Jumat (31/5) kemarin, sekitar pukul 20.00 malam. Ketika itu, mereka tengah duduk bersantai di warung klontong milik Ratim (70), di Jalan Raya Titian Indah Rt 3 Rw 11 Kelurahan Kalibaru, Medansatria, Kota Bekasi.
Informasi yang dihimpun dari kepolisian, pelaku diduga berjumlah dua orang. Satu eksekutor penembakan, dan satu pelaku mengantar dengan mengemudikan sepeda motor. Selain Tito, pelaku juga menembak pemilik warung klontong.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, Tito tewas karena peluru menembus bagian kepala. Sementara pemilik warung ditembak bagian dada. Dari olah tempat kejadian perkara, petugas menemukan satu buah proyektil peluru dan satu selongsong.
Kontributor: Anta Muzakkir