REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Jakarta diimbau untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan di ibu kota.
Keberlangsungan program-program inovasi pembangunan di Jakarta sudah seharusnya tak hanya dilakukan pemerintah, namun juga melibatkan seluruh warga.
''Kalo semuanya diserahkan kepada pemerintah, ntar jadi pengikut "nanny state" dong. Misalnya, soal banjir, macet, kebakaran, masyarakat pun bisa berpartisipasi dari hal-hal yang sederhana. Membuang sampah sembarangan bisa berkontribusi terhadap banjir dan sumber penyakit,'' ujar Calon anggota DPD daerah pemilihan DKI Jakarta, Rommy, Jumat (7/6).
Rommy mengajak masyarakat Jakarta untuk membuang sampah pada tempatnya. Menurut dia, sampah yang akan dibuangpun harus dipilah supaya sampah daur ulang bisa dimanfaatkan oleh pemulung atau usaha kreatif yang bernilai ekonomis.
Ia juga mengingatkan warga Jakarta untuk kembali menghidupkan budaya gotong royong di tingkat RT/RW, misalnya, untuk membersihkan.
''Semangat gotong royong inilah yang akan menjadi pondasi untuk perubahan Jakarta yang lebih baik,'' ungkapnya.
Selain banjir, kata dia, bencana kebakaran masih marak terjadi di wilayah ibu kota Jakarta. Menurut Rommy, dengan kondisi rumah yang berdempetan, sebuah kelalaian bisa merugikan masyarakat yang lain.
"Untuk itu perlu kewaspadaan bersama mengenai sumber-sumber yang bisa menyebabkan kebakaran.'' paparnya.
Sedangkan terkait kemacetan yang selalu mengepung Jakarta, Rommy menyarakan agar pasar dadakan dan parkir sembarangan di bahu jalan harus dieleminir.
''Untuk itu, perlu keseriusan Dinas Pasar untuk menertibkan pasar-pasar yang membuat macet,'' kata Rommy.
Sebagai percontohan, kata dia, warga Jakarta bisa mencontoh keberhasilan kota Porto Alegre di Brasil. Kota itu dijadikan referensi pembangunan perkotaan karena partisipasi masyarakatnya yang tinggi.
''Sudah saatnya sinergi antara public-private ini kita dorong terus. Jangan semuanya jadi urusan pemerintah,'' tutur Rommy.
Menurutnya, pemerintahan Jokowi sudah menunjukkan keterbukaannya dengan membuka peluang partisipasi masyarakat dalam pelbagai program kerakyatan yang dilakukan.
Kini, kata Rommy, tinggal warga Jakarta lebih proaktif lagi untuk juga menyukseskan program-program yang berdampak baik untuk masyarakat.
''Jangan sampai pemerintah sekarang terjebak lagi ke dalam pola teknokratis karena tidak adanya proaktif dari masyarakat.''