REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Akibat sisa gaji yang belum dibayarkan serta belum jelasnya kelanjutan nasib 150 pramudi dan teknisi bus Transjakarta yang mulai 14 Juni tidak diperpanjang lagi oleh PT Jakarta Express Trans (JET) membuat ratusan karyawan tersebut melakukan mogok kerja.
Imbas dari aksi mogok tersebut, sekitar 80 armada PT JET di koridor I (Blok M-Kota) dan koridor X (Cililitan-Tanjungpriok) tak melayani para penumpang seperti biasanya. Penumpukan penumpang pun terjadi di halte-halte yang berada di kedua koridor tersebut.
Aksi demo ini menurut salah seorang pekerja yang tidak ingin disebut namanya, karena belum adanya kepastian masa depan mereka terkait kontrak kerja antara PT JET dan Unit Pelaksana (UP) Transjakarta yang akan berakhir 14 Juni. Selain itu, penambahan upah selama enam bulan yang menjadi kewajiban perusahaan, hingga kini belum juga dibayarkan. "Rapelan (upah tambahan) enam bulan lalu belum kami terima, dan nasib kami juga belum jelas," keluhnya, seperti dilansir situs beritajakarta.
Terkait hal itu, Direktur Operasional PT JET, Payaman Manik mengatakan, pihaknya sudah tiga kali dikontrak UP Transjakarta. Namun untuk kontrak yang akan habis pada 14 Juni mendatang, PT JET belum ada tindak lanjut kembali. "PT JET ini merupakan pengganti dari trayek-trayek yang dibekukan sebelumnya," jelas Payaman.
Dia mengungkapkan tertundanya pembayaran karena gaji para karyawan belum disesuaikan oleh UP Transjakarta. Para sopir dan teknisi PT JET masih dibayar sebesar Rp 1,5 juta sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2012. Demikian juga dengan rapelan upah tambahan sebesar Rp 200.000 per bulan yang belum diberikan oleh UP Transjakarta.