Selasa 11 Jun 2013 13:41 WIB

KNKT Mulai Selidiki Kecelakaan Merpati di Kupang

Petugas berada di sisi Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang tergelincir dan patah di landasan pacu Bandara El Tari Kupang, NTT, Senin (10/6).
Foto: Antara/Bernadus Tokan
Petugas berada di sisi Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang tergelincir dan patah di landasan pacu Bandara El Tari Kupang, NTT, Senin (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID,  KUPANG -- Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Selasa tiba di Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk memulai penyelidikan atas kecelakaan pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) di bandara El Tari Kupang pada Senin (10/6).

"Tim dari KNKT sudah tiba di Kupang siang ini, tim sedang berada di lapangan untuk melihat tempat kecelakaan pesawat," kata "Airport Duty Manager" PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang Gabriel Lusi Keraf, di Kupang, Selasa (11/6).

Gabriel Keraf tidak menjelaskan secara rinci apa saja kerja tim selama berada di Kupang, karena saat tiba di Bandara El Tari Kupang langsung ke lapangan tetapi yang pasti adalah tim melakukan penyelidikan untuk mengetahui sebab kecelakaan pesawat tersebut.

"Jumlah rombongan sekitar 13 orang, termasuk dari Kementerian Perhubungan dan pihak Merpati serta otoritas Bandara. Sekarang mereka masih melihat kondisi lapangan," katanya.

Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) jenis M60 dengan nomor penerbangan MZ 5617 dengan rute penerbangan Bajawa-Kupang, Senin (10/6) sekitar pukul 09.52 WITA tersungkur saat mendarat di Bandara El Tari Kupang.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, tetapi 20 orang mengalami luka ringan dan lima lainnya termasuk kapten pilot pesawat itu mengalami cedera serius dan sedang menjalani perawatan di RSU WZ. Yohanes Kupang.

Pesawat tersebut terbang dari Ngada, Bajawa, Flores bagian tengah dengan mengangkut 46 penumpang dan empat awak pesawat yakni dua pramugari, pilot dan co pilot.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement