Rabu 12 Jun 2013 06:32 WIB

Tantowi Harus Buat Pertanggungjawaban Atas Kunjungannya ke Israel

Rep: Erik Purnama Putra / Red: Citra Listya Rini
Anggota  Komisi I DPR Tantowi Yahya secara diam-diam bertemu dengan anggota Parlemen Israel Knesset di Tel Aviv.
Foto: Israelhayom.com
Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya secara diam-diam bertemu dengan anggota Parlemen Israel Knesset di Tel Aviv.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan anggota Komisi Pertahanan DPR RI Tantowi Yahya bersama lima orang Indonesia lainnya ke Israel, pekan lalu, mengundang cibiran publik. 

Pengamat Militer, Muhadjir Effendy menilai sebagai anggota DPR RI semestinya Tantowi harus menahan diri untuk tidak melangkahi garis kebijakan luar negeri pemerintahan Republik Indonesia (RI). 

Apalagi, kata Muhadjir, Tantowi duduk di komisi pertahanan yang membawahi kerja sama militer antarbangsa. Kecuali, dia sebagai warga negara bebas sekadar untuk jalan-jalan atau akademisi dengan misi menjalankan keilmuannya. 

"Oleh sebab itu, sebaiknya dia membuat pertanggungjawaban publik atas tindakannya itu," kata rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini kepada Republika di Jakarta, Rabu (12/6).

Tantowi yang merupakan politisi Partai Golkar mengaku kunjungannya ke Israel atas undangan Australian-Jewish Association dan disambut Juru Bicara Parlemen Israek Knesset Yuli Edelstein. Ia melakukan kunjungan ke negeri Zionis itu selama empat hari pada pekan lalu.

"Dalam kunjungan tersebut kami dipertemukan dengan petinggi Israel dari mulai parlemen, pemerintahan, kalangan kampus, media, dan masyarakat biasa," kata anggota Komisi I DPR RI itu, Selasa (11/6).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement