REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kontrol dan kritik sudah menjadi sebuah kemestian dan bukan kemewahan bagi dunia pers. Karenanya, menurut Ketua Dewan Pers, Prof Bagir Manan, jangan menyiakan kepercayaan publik yang tinggi kepada pers saat ini.
Bagir yang hadir dan berkesempatan memberikan suaranya dalam pertemuan puncak Forum Pemred ini menyampaikan pesan peran media massa yang penting tersebut harus dijaga dengan rasa tanggung jawab. Mengutip pernyataan tokoh pers dari luar negeri, Bagir menyebut, boleh saja perkembangan media massa berjalan dengan cepat, namun peran jurnalis tetap alias tidak perlu berubah.
Peran dimaksud adalah memajukan perdamaian dan saling pengertian, bekerja dengan penuh kejuruan, lurus hati dan walas asih. Media massa juga menjadi juru bicara bagi yang tak bersuara, penyambung lidah kaum papa, juru bicara bagai kalangan yang tertindas dan mangelami tekanan. Pers juga berperan menentang aksi penyeleweangan dan kebohongan. “Termasuk menjunjung perbedaan dan keragaman,” ujar Bagir Manan pada acara puncak pertemuan Forum Pemred seluruh Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/6).
Ia juga kembali mengingatkan ihwal Richard K, pada abad 16 lalu tentang perjuangannya dalam kemerdekaan pers. Jurnalis asal Inggris itu terpaksa ditahan selama tiga tahun pemerintah saat itu, lantaran menyuarakan perlunya kemerdekaan pers. Karena tak bisa membayar denda yang cukup besar, masa tahanan Richard akhirnya ditambah enam tahun sehingga total menjadi sembilan tahun.
Nah, soal perjuangan akan eksisteensi pers itu, di Tanah Air juga ada tokoh pers yang ditahan yakni Mochtar Lubis. Bedanya, penahanan Richard dilalui dengan proses persidanngan, sementara Mochtar Lubis ditahan tanpa ada proses pengadilan. “Karena peran Surya Paloh dan teman-teman, akhirnya Mochtar Lubis bisa bebas,” kisahnya.
Di tengah keragaman pers, dia berpesan media massa dengan berbagai platform itu menjadi sebuah mozaik bagi tumpuan publik. "Jadi selamat berjuang," katanya.
Salah seorang pembicara di forum, Fikri Jufri menyatakan, pengertian media bukan cuma satu, melainkan banyak hal dan selalu berubah. Pengertian media dibagi dua, cetak dan elektronik termasuk media sosial. "Sayang sekali tak banyaak tentang riset soal keberagaman media massa tersebut," ujarnya mengakhiri.