Senin 17 Jun 2013 13:01 WIB

Gedung Sate Dikepung Pendemo Tolak BBM

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Seorang peserta aksi dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) membakar replika drum dan jerigen bahan BBM dalam aksi  menolak kenaikan BBM di depan Gedung Sate, Bandung, Kamis (23/5).     (Republika/Edi Yusuf)
Seorang peserta aksi dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) membakar replika drum dan jerigen bahan BBM dalam aksi menolak kenaikan BBM di depan Gedung Sate, Bandung, Kamis (23/5). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berbagai kelompok massa yang berasal dari gabungan mahasiswa dan LSM mengepung Gedung Sate Bandung, Senin (17/6).

Ratusan masa tersebut menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kelompok masa yang menggelar aksi  tersebut di antaranya Pengurus Cabang Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bandung, Front Mahasiswa Nasional (FMN), Kesatuan Aksi Seluruh Buruh Indonesia (KASBI) dan Aliansi Rakyat Jawa Barat (Aljabar).

Aksi damai  ini mendapatkan pengawal ketat dari aparat kepolisian. Selain berorasi, pendemo pun menggelar berbagai spanduk berisi penolakan kenaikan BBM. Di antaranya bertuliskan 'Tolak Kenaikan BBM, 'Nasionalisasi Industri Nasional', 'Kenaikan BBM Sengsarakan Rakyat dan lain sebagainya.

Menurut Ketua Umum PC PMII Kota Bandung, Taufik Nurrohim, selama ini sudah banyak bukti tentang dampak kenaikan harga BBM seperti naiknya biaya transportasi,  naiknya harga sembako dan lain-lain.

Dia menjelaskan, rezim neoliberal terbukti selama ini BBM bersubsidi tidak dinikmati rakyat miskin. Padahal, sudah banyak bukti bahwa dampak kenaikan BBM akan menyengsarakan rakyat.

Menurut Taufik, berdasarkan penilaian objektif mahasiswa, sekian kali pemerintah menaikkan harga BBM namun di sisi lain tidak pernah ada jaminan perubahan dan perbaikan bangsa ini.

"Hal ini tidak aneh karena 70 persen sumur migas kita dikuasai asing. Mereka lebih memilih untuk mengekspor minyak mentah di Indonesia dibandingkan penggunaan di dalam negeri untuk rakyat," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, mahasiswa meminta agar pemerintah segera menasionalisasi seluruh aset-aset perusahaan asing yang ada di Indonesia.

Sedangkan menurut Koordinator Aksi Aliansi Rakyat Jawa Barat, Sudaryanto, pemerintah berdalin menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi BBM karena telah membebani APBN 2013 dan naiknya harga minyak mentah di pasar internasional.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement