REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), memfokuskan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) perubahan untuk menggenjot persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) Ke-29 pada 2016 yang akan digelar di Jabar.
Anggaran tersebut, digunakan untuk pembangunan sejumlah venue dan fasilitas PON. Menurut Plt Sekda Provinsi Jabar, Perry Soeparman, persiapan PON 2016 harus sudah digarap dan dipikirkan serius.
Bahkan, Gubernur Jabar sudah mengeluarkan SK (Surata Keputusan) tentang pembentukan Kelompok Kerja PON 2016. "Kemarin, kami rapat dengan dinas terkait dan pemilik venue. Kita akan mempertandingkan 44 cabang utama dan 55 turunan cabang," ujar Perry kepada wartawan, Senin (17/6).
Banyaknya cabang olahraga ini, kata Perry, menuntut Pemprov Jabar untuk sesegera mungkin mempersiapkan fasilitas khususnya venue. Tugas Pemprov Jabar sekarang mempersiapkan venue, terutama details engineering design-nya (DED).
"Pembuatan DED, akan dianggarkan dalam perubahan. Selanjutnya 2014 pembangunannya akan masuk menjadi anggaran murni," katanya.
Perry mengakui, saat ini pembangunan stadion besar seperti di Cirebon, dan Bogor yang diperuntukan untuk venue PON masih memiliki masalah. Walaupun, sudah direncanakan dan diberi anggaran, Perry menilai persoalan ada di Kabupaten/ Kota.
"Memang ada persoalan, tapi Dinas Permukiman dan Perumahan sekarang akan segera menyelesaikan persoalan di lapangan," katanya.
Tertundanya proyek stadion di sejumlah daerah, kata dia, terjadi karena proses tender infrastruktur yang terus gagal. Harusnya, semua persiapan PON diakhir 2015 sudah selesai.
Jadi, pada 2016 sebelum pelaksanaan PON bisa melakukan evaluasi. "Jabar harus belajar dari penyelenggaran PON yang sudah-sudah," kata Perry.
Dikatakan Perry, anggaran dan fokus perhatian yang paling penting harus ditujukan ke Stadion Bandung Lautan Api (BLA). Karena, stadion tersebut rencananya akan menjadi tempat pembukaan PON ke-29. Namun, hingga saat ini BLA masih memiliki persoalan yang membutuhkan pembenahan.
"Sarana parkir belum memadai, akses masuknya harus besar, saya akan segera bicara dengan Wali Kota dan Sekda Kota Bandung," katanya.
Jabar, kata dia, harus belajar dari pelaksanaan PON di Riau dan Palembang. Kedua daerah ini, memiliki fasilitas serta akses yang memadai namun masih memiliki persoalan di lahan parkir. Parkir di Riau susah, jadi untuk keluar arena lama sekali.
"Namun saya terkesan di sana mereka bisa memanfaatkan venue yang ada untuk dipakai tidak hanya satu cabang," katanya.
Soal kebutuhan dana, menurut Perry, Pokja PON belum merumuskan besaran biaya yang akan disisipkan dalam APBD Perubahan 2013 nanti. Rapat penentuan besaran anggaran, akan ditentukan dua pekan lagi setelah masing-masing dinas dan pemilik venue memberikan estimasi biaya.
"Yang pasti kami akan melibatkan perguruan tinggi dan swasta dalam soal venue," katanya.
Perry mengatakan, Pemprov Jabar akan memanfaatkan venue dari perguruan tinggi negeri di Bandung. Karena, dari pada membangun sendiri sebaiknya memanfaatkan venue di perguruan tinggi. Keuntungannya, pemeliharaan dan pemanfaatan akan terus berlangsung.
"Jangan sampai seperti 2008 di Kalimantan. Di bangun Stadion Samarinda di pinggir kota, begitu selesai nggak ada pemeliharaan," katanya.