REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Sebanyak 200 ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Ibukota Brasil, Senin (17/6). Unjuk rasa terbesar dalam 20 tahun terakhir di Brasil itu merupakan bentuk protes atas buruknya layanan publik, kekerasan aparat kepolisian, serta korupsi di kalangan pejabat pemerintah.
Unjuk rasa yang terbentuk melalui gerakan masif di media sosial, menutup jalan-jalan dan memacetkan lalu lintas di belasan kota termasuk Sao Paulo, Rio de Janeiro, Belo Horizonte, dan Brasilia. Di Brasilia, para demonstran memanjat dan menyerang Gedung Kongres.
Unjuk rasa kemarin merupakan unjuk rasa besar yang mendadak selama dua pekan belakangan. Orang-orang turun ke jalan kota untuk melampiaskan kekesalan atas kondisi ekonomi Brasil yang stagnan, inflasi tinggi, dan maraknya tindak kriminal.
Mayoritas demonstrasi berlangsung aman. Namun di Rio de Janeiro, demonstran melempari polisi dengan batu, membakar mobil, dan merusak gedung pemerintah. Aksi perusakan juga menghancurkan permukiman di selatan kota Porto Alegre. Unjuk rasa Senin malam itu lebih menyerupai karnaval. Pusat unjuk rasa Senin berganti dari Sao Paulo, yang diikuti sekitar 65 ribu orang, ke Rio.
Demonstrasi semacam ini merupakan yang pertama kalinya di Brasil sejak lambatnya pertumbuhan ekonomi dan maraknya suara yang menginginkan status quo. Surat kabar O Globo melansir 20 petugas keamanan dan 10 orang demonstran terluka dalam unjuk rasa itu.