REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Bunyi desing mesin bor dan raungan kendaraan alat berat turut mewarnai ibadah umroh di Masjidil Haram, Jumat (21/6). Di samping Kabah, sebagian jalan sudah ditutup papan proyek dan bangunan Masjidil Haram yang berlantai tiga sudah rata dengan tanah.
Dari pantauan Republika, Jumat, pengerjaan proyek raksasa perluasan Masjidil Haram ini berlangsung nonstop. Hari Jumat yang seharusnya hari libur di Arab Saudi, tapi para pekerja proyek yang digawangi Bin Ladin Construction ini tetap hilir mudik di lokasi.
Ribuan peserta tawaf (mengelilingi Kabah) tidak memedulikan suara berisik pekerjaan proyek itu. Mereka yang datang dari berbagai negara tetap serius merapal doa dan bergerak berjalan melawan arah jarum jam. Lintasan tawaf menjadi sedikit sempit karena di beberapa sisi Kabah sudah dipagari oleh papan proyek yang tinggi.
Kerajaan Arab Saudi membongkar sebagian sisi timur Masjidil Haram dengan maksud memperluas areal tawaf. Pekerjaannya sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu, usai musim haji 2012. Diperkirakan perluasan Masjidil Haram ini akan memakan waktu tiga tahun.
Direktur Maktour, Muhammad Rocky, kepada sejumlah wartawan Indonesia di Makkah mengatakan proyek perluasan ini akan berdampak besar. Pertama, kata dia, lintasan tawaf di dasar akan diperlebar sehingga sama luasnya dengan lantai dua dan tiga.
"Kalau tadinya satu jam ada 22 ribu jamaah di lantai satu yang tawaf, nanti usai perluasan proyek ini jumlahnya bisa lima kali lipat menjadi 100 ribu jamaah," katanya.
Kedua, sambung Muhammad, karena pekerjaan ini maka Kerajaan Saudi secara sepihak memangkas kuota haji seluruh negara sebanyak 20 persen. Indonesia terkena sebanyak 42.200 jamaah. Ini, kata dia, memicu masalah baru baik bilateral antar negara maupun antarbisnis biro haji dan bisnis penginapan serta transportasi haji musim 2013.
"Perluasan ini membawa kekhawatiran tersendiri soal keamanan dan kenyamanan jamaah haji nantinya," kata Muhammad lagi.