REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG---Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menyatakan asap semakin tebal bercampur dengan udara di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, terutama pada pagi hari.
"Jarak pandang di sekitar Bandara Raja Haji Fisabilillah tadi pagi hanya 800 meter, lebih parah dibanding kemarin yang mencapai 1 km," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Tanjungpinang Hartanto.
Ia menambahkan, asap yang bercampur dengan udara yang lembab dapat mengganggu penglihatan pilot pesawat terbang, terutama di pagi hari. BMKG sudah memberi informasi kepada pihak penerbangan untuk memperhatikan hal itu."Hingga pukul 10 pagi jarak pandang hanya 800 meter," ujarnya.
Berdasarkan data dari 019 satelit yang memantau perkembangan kebakaran hutan di beberapa kawasan di Riau, diperoleh informasi jumlah titik api belum mengalami penurunan yang signifikan. Siang ini jumlah titik api mencapai 131 titik sehingga kondisi udara sulit kembali normal.
Ketebalan asap kemungkinan justru semakin parah jika dalam dua hari ini tidak terjadi hujan di sumber terjadinya kebakaran. Hal itu disebabkan asap dengan intensitas yang besar secara rutin dibawa angin menuju ke Tanjungpinang dan kabupaten/kota lainnya di Kepulauan Riau.
Asap juga masih memasuki wilayah Singapura dan sebagian Malaysia sehingga menimbulkan polusi udara. "Kondisi sekarang ini tidak normal, karena asap dari daratan Riau itu seharusnya dibawa angin ke Sumatra Utara, tetapi kenyataannya hal itu tidak terjadi," ungkapnya.