REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, sejumlah SPBU di Kota Banda Aceh dipenuhi antrean warga. Lonjakan antrean cukup tinggi usai Shalat Maghrib.
Menurut Iriyansah Putra, warga Banda Aceh, enam SPBU yang ada di wilayah kota tersebut sudah mulai terlihat dipenuhi warga yang antre. "Paling banyak setelah waktu shalat Maghrib selesai," ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/6).
Iriansyah mengatakan, SPBU di wilayah Lamnyong, Lingke, Simpang Jam, Kuta Alam, Kampung Mulia, dan Batoh, saat sore hari masih terlihat biasa saja. Menjelang waktu Maghrib, mulai terlihat penumpukan di kawasan SPBU tersebut. Namun, sesuai dengan aturan di daerah ini, saat Maghrib tiba, seluruh aktivitas warga dihentikan, sehingga SPBU pun tutup.
Selepas Maghrib, dalam hitungan detik, jumlah pengunjung SPBU langsung meningkat. Pengantre terbanyak menurutnya, didominasi pengendara motor. Antreannya, kata Iriansyah, tumpah hingga ke jalan raya.
Di SPBU Lamnyong, yang lokasinya berdekatan dengan Kampus Universitas Syah Kuala Banda Aceh, antrean panjang kendaraan roda empat mencapai sekira 300 meter. Itupun, mobil-mobil berjejeran hingga memenuhi setengah badan Jalan Tengku Nyak Arif.
Dilla, seorang mahasiwi yang mengaantre di SPBU dekat Pelabuhan Ulee Lheu, mengaku sudah mengantre sebelum Maghrib tiba. Namun, dia baru mendapat bensin selepas Shalat Maghrib.
Pengendara motor lainnya, Yusnidar, mengaku untuk memenuhi tangki bensin motornya, dia butuh waktu lebih dari satu jam mengantre. "Dari pukul 19.00 WIB sampai 20.15 WIB baru terisi. Membosankan sekali, apalagi ada orang yang mengabaikan antrean, sangat tidak enak," ujar Yusnidar.