Ahad 23 Jun 2013 14:17 WIB

Sebelum BBM Naik, Industri Sudah Lebih Dulu Naikkan Harga

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Belanja di supermarket (ilustrasi)
Belanja di supermarket (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Supra Boga Lestari Tbk mengaku telah menaikkan harga lebih dulu sebelum adanya keputusan pemerintah terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Direktur Utama Supra Boga mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Harga barang sudah naik lebih dulu di awal tahun," kata Nugroho, Ahad (23/6). Kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang tidak pasti dinilai industri terlalu lama sehingga industri memutuskan untuk menaikkan harga barang lebih dulu.

Hal ini membuat efek kenaikan BBM yang baru saja disahkan mulai Sabtu (22/6) ini tidak begitu besar bagi perusahaan yang membawahi Ranch Market dan Farmers Market ini. Pasar yang menjadi fokus perseroan adalah pasar kelas menengah ke atas sehingga kenaikan BBM bisa dikatakan tidak memiliki efek.

Nugroho menambahkan perseroan berencana akan menaikkan lagi harga barang hingga akhir tahun. Diperkirakan kenaikan harga hingga akhir 2013 mencapai 10 persen. "Harga naik karena industri sudah tahu BBM pasti naik," kata dia.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan harga barang diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun ia menjanjikan kenaikan harga barang hanya lima persen. "Paling kenaikan harga cuma lima persen," kata Sofjan.

Dampak kenaikan BBM bersubsidi adalah naiknya biaya transportasi dan logistik. Namun demikian pengusaha diminta untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi. Selain memberatkan masyarakat, kenaikan harga yang terlalu tinggi juga akan membuat barang kalah bersaing dengan prosuk impor yang harganya lebih murah. Oleh karena itu kini Apindo tengah menghitung berapa persen kenaikan harga barang pascanaiknya harga BBM.

Terkait kenaikan harga transportasi dan logistik, Apindo juga tengah mempertimbangkan kenaikan upah buruh. Namun, kata Sofjan, itu baru akan dilakukan tahun depan. Kenaikan upah buruh perlu memperhitungkan dampak inflasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement