REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Rombongan Pemerintah RI yang akan melobi Kerajaan Arab Saudi tiba di Jeddah pada Ahad (23/6) petang waktu setempat. Mereka dijadwalkan akan menemui para pejabat Arab terkait pemotongan kuota haji tahun ini.
Menteri Agama, Suryadharma Ali mengatakan, ada tiga agenda utama kedatangannya ke Saudi. Pertama adalah menyampaikan surat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk yang mulia Raja Arab Saudi soal pemotongan kuota haji Indonesia.
Kedua, kata Suryadharma, rombongan akan membicarakan dampak pemotongan kuota haji 20 persen. "Karena ada kerugian materiil yang ditanggung pemerintah maupun swasta pengelola haji plus," kata Menag dalam jumpa pers di VIP Lounge Bandara Jeddah Ahad petang. Turut hadir bersama Menag adalah Dirjen Haji dan Umroh Anggito Abimanyu, Wakil Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf, dan anggota DPR Komisi 8.
Ditanya berapa tepatnya kerugian materiil itu, Suryadharma menjawab, "Cukup besar, sekitar Rp 817 miliar." Kerugian ini mencakup biaya pemondokan, transportasi, katering, dan pesawat.
Agenda ketiga adalah meminta kejelasan waktu penyelesaian perluasan Masjidil Haram. Apakah hanya setahun ini atau bagaimana. Karena bila hanya setahun pemerintah ancang-ancang meminta Saudi menambah kuota haji 2014 menjadi 120 ribu atau naik 20 persen.
Menag mengatakan ada informasi yang simpang siur soal renovasi ini. Ada yang menyebut perluasan Masjidil Haram hanya akan tahun ini, tapi ada pula yang bilang perluasannya sampai 2016.
Para wartawan di Jeddah dan Makkah juga mendengar kabar bahwa Kerajaan Arab Saudi sudah menutup pintu bagi negosiasi kuota haji 2013. Terhadap kemungkinan ini Menag menyatakan memang sudah sangat sulit. Kondisi fisik di lapangan, versi Menag, pembangunan sudah memakan 2/3 lintasan tawaf. "Kita memahami, kalau dipaksakan maka kondisinya berbahaya bagi jamaah haji."