REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Jumat (20/6) lalu, harga sembako di sejumlah pasar tradisional di Depok ikut mengalami kenaikan. Kenaikan harga paling signifikan terjadi pada cabai dan sayur-sayuran.
Di Pasar Kemirimuka, Beji, Depok misalnya, kenaikan harga cabai rawit mencapai dua kali lipat. Harga cabai rawit merah yang semula sekitar Rp 18-20 ribu kini mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Sementara cabai rawit hijau naik dari sekitar Rp 15-16 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Menurut para pedagang, harga cabai rawit merah melonjak semenjak kenaikan harga BBM.
“Biasanya saya membayar ongkos angkut hanya 50 ribu sekarang bisa 75 ribu,” kata Anisa (46), pedagang sayur-sayuran di Pasar Kemirimuka, Selasa (25/6). Dia memperoleh pasokan sayur-sayuran dari Pasar Induk Kramat Jati. Menurut Anisa, harga kemungkinan akan terus naik karena menjelang Ramadhan pada bulan Juli mendatang.
Kenaikan harga komoditas sayuran juga terjadi pada cabai merah, tomat, dan sayur-sayuran seperti wortel, kol, dan kentang, telah mengalami kenaikan harga sebelum harga BBM resmi dinaikkan.
Pascakenaikan harga BBM, harga pun terus meninggi. Besaran kenaikan harga rata-rata Rp 1000 hingga Rp 10 ribu per komoditas. Misalnya, tomat dari Rp 4000-5000 menjadi Rp 7.000-8.000 per kilogram, cabai merah keriting dari Rp 20 menjadi Rp 28 ribu, dan kentang dari Rp 6000- Rp 7000 hingga mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
Bahan kebutuhan pokok lain, seperti beras, telur, dan minyak goreng seperti dipantau, Selasa (25/06) juga mengalami kenaikan harga rata-rata Rp 500 per komoditas. Harga minyak goreng yang semula di kisaran Rp 9000 menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Sementara harga telur naik hingga mencapai Rp 21 ribu per kilogram. Harga telur yang semula Rp 16 ribu per kilogram telah mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir.