REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Setelah pelaksanaan pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di beberapa kota besar di Tanah Air usai, Rabu (26/6) ini giliran Kota Depok, Jawa Barat.
Setidaknya tercatat 41.103 rumah tangga sasaran (RTS) warga Depok di 11 kecamatan inilah, yang merupakan penerima BLSM di Kota Belimbing tersebut.
Sepanjang Rabu (26/6), yang merupakan hari pertama pembayaran BLSM bagi warga Depok ini, terpantau pelaksanaannya berjalan lancar dan kondusif. Pelaksanaan pencairan dana BLSM itu, dilakukan di sejumlah kantor pos yang tersebar di Kota Depok.
Selain berlangsung di Kantor Pos Pusat Depok, pembayaran BLSM warga Depok juga dilayani di tiga kantor pos cabang. Meski umumnya berlangsung lancar, namun ternyata antrean panjang BLSM terjadi di Kantor Pos cabang Depok Pancoran Mas.
Ratusan warga yang merasa sebagai penerima BLSM tersebut, sejak Rabu (26/6) pagi sudah mengantre di halam kantor pos yang terletak di Jalan Kartini Raya nomor 15, Pancoran Mas, Depok.
Tenda yang disediakan di halaman luasnya tak seberapa, tetapi warga yang mengantre berdiri hingga berada di luar tenda. Parkiran kendaraan roda dua di depan kantor pos ini pun, meluas hingga ke badan Jalan Kartini.
Seorang warga penerima BLSM, Sri Maryati mengatakan, ia sudah berada di depan kantor pos, bahkan sebelum loket kantor pos itu dibuka. "Saya datang tadi sudah dari jam setengah tujuh pagi," kata Sri yang merupakan warga Citayam itu.
Dengan menggendong anaknya yang masih bayi, di bawah terik matahari Depok, Sri masih setia menunggu cairnya dana BLSM di luar tenda. Sri yang merupakan warga Kelurahan Cipayung itu menjelaskan, sudah menyerahkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) sejak pukul 07.30 WIB.
Tetapi, hingga pukul 12.00 lebih tadi, ia belum juga mendapatkan uang tunai senilai Rp 300 ribu itu. "Dari awal datang, saya sudah dimintai KPS, KTP, dan KK. Itu semua diambil dan nanti katanya akan dipanggil," ungkapnya.
Namun, kenyataannya ia mendapatkan beberapa RTS yang datang setelah dirinya, malah mendapatkan panggilan petugas lebih awal. "Saya tidak tahu kenapa. Mana ini kan bawa bayi, sepertinya mereka tidak mengerti kita," keluhnya.