REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kantor Pos Bantul siap mengantarkan Bantuan Langsung Sementara (BLSM) kepada warga yang tidak bisa mengambil sendiri karena sakit. Penyerahan BLSM ke rumah ini tidak akan mendapat potongan.
Manajer Pelayanan Kantor Pos Bantul, Eka Prayodi kepada wartawan di Bantul, Senin (1/7) mengatakan, jumlah penerima BLSM di Kabupaten Bantul total sebanyak 88.611 kepala keluarga (KK). Namun hanya 60.536 KK dari 12 kecamatan yang dibagikan melalui Kantor Pos Bantul.
Sedang lima kecamatan lainnya di Bantul pendistribusian BLSM melalui Kantor Pos 2 Yogyakarta. Kelima kecamatan yakni Kecamatan Banguntapan, Sewon,Kasihan, Sedayu dan Piyungan.
Mardi Utomo (94) salah satu warga miskin yang bermata pencaharian sebagai pemulung tidak mendapatkan jatah BLSM. Dalam kesehariannya ia tidur menggunakan alas tikar dan makan bubur untuk menghemat membeli beras.
Salah satu keponakan Mardi, Amad Saerah yang tinggal di Kampung Masahan, Dusun Gedongan, Desa Trirenggo Bantul kepada wartawan, Senin (1/7) menuturkan ia kaget ketika pakdenya tidak mendapatkan BLSM. Meski saat ini menjadi tanggungjawabnya, namun KK Mardi berpisah dengannya.
"Mbah Mardi tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, bahkan beras miskin (Raskin) dan sebagainya. Padahal saya mendapat. Mungkin petugas pendata tahunya Mbah Mardi jadi satu dan menjadi tanggungan saya. Padahal tidak," ujar Amad.
Amad juga menuturkan karena Mardi tidak memiliki keturunan kemudian ikut dengannya. Pekerjaan awal dulu Mardi menjadi tukang becak, namun karena kondisinya menurun akhirnya menjadi pemulung.
Dijelaskan Amad, akibat keterbatasan uang, tak jarang Amad harus makan bubur untuk menghemat beras yang ia miliki. "Tidurpun menggunakan tikar karena kami tidak memiliki dipan," ujar Amad yang juga berprofesi sebagai pencari barang rongsokan ini.
Lebih lanjut Eka Prayodi, mengatakan persyaratan pengambilan BLSM, harus diambil Kepala Rumah Tangga dan tidak boleh diwakilkan. Kalau Kepala Keluarga meninggal, boleh diwakilkan istri atau anak dengan menunjukkan surat kematian serta identitas ahli waris.
"Warga kadangkala bingung apabila BLSM tidak diambil saat waktu yang dijadwalkan ditakutkan jatah BLSM akan hangus. Anggapan ini tidak benar karena apabila penerima BLSM tidak bisa mengambil pada waktu yang dijadwalkan, ia masih bisa mengambil pada hari cadangan yakni hari berikutnya," ujar Eka.
Selain itu, apabila memang warga tidak bisa mengambil sama sekali jatah BLSM dikarenakan sakit, maka Kantor Pos justru siap mengantar BLSM sampai ke tangan penerima di rumahnya tanpa dikenakan potongan administrasi apapun.
Nominal, anggaran BLSM yang dialokasikan di Bantul sebanyak Rp 18 miliar. Dari sekian iniditargetkan pada pekan pertama, penyerapan sudah mencapai antara Rp 6 miliar hingga Rp 8 miliar. Adapun penerima BLSM terbanyak ada di Kecamatan Imogiri dan Pandak.