Senin 01 Jul 2013 22:25 WIB

Daging Bulog Harus Tiba Seminggu Sebelum Lebaran

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Djibril Muhammad
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan
Foto: antara
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Pemerintah ingin agar operasi pasar untuk menurunkan harga daging dipercepat. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengatakan perlu ada antisipasi agar masyarakat tidak gaduh akibat harga daging masih tinggi.

Hingga kini harga daging bertahan sekitar Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram (kg). "Setidaknya seminggu sebelum lebaran sudah operasi pasar," ujarnya, Senin (7/1).

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya meminta Bulog mempercepat impor daging. Kemendag berharap jatah daging Bulog sudah masuk pekan ini. Daging Bulog nantinya akan mengisi pasar di daerah Jakarta dan Jawa Barat. Bulog mendapatkan jatah impor daging sebanyak 3 ribu ton.

Puncak permintaan daging diperkirakan terjadi dua hingga tiga hari sebelum Lebaran. Konsumen biasanya membeli daging jauh lebih besar dari waktu normal untuk menjamu tamu.

Wamentan juga meminta masyarakat agar tidak konsumtif. "Ada romantika bagi konsumen ketika konsumsi daging pas Lebaran," ujarnya.

Permintaan daging menurut dia, mengalami lonjakan tiga kali dalam setahun. Konsumsi daging sangat tinggi antara lain saat Lebaran, Idul Adha dan musim sunat. Selebihnya, permintaan daging masyarakat stabil.

Sejauh ini pemerintah telah melakukan dua upaya untuk menurunkan harga daging di tingkat konsumen. Pertama, yaitu dengan mempercepat waktu pemasukan daging yang diimpor pengusaha. Selanjutnya pemerintah juga telah menunjuk Bulog untuk melakukan stabilisasi harga daging.

Direktur Utama Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya membutuhkan waktu sebulan untuk impor daging. Saat ini Bulog sudah melakukan langkah awal yang diperlukan sebagai stabilisator harga. Bulog juga akan mengirimkan delegasi ke Australia dan Selandia Baru untuk menjajaki bisnis peternakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement