REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya masih kesulitan memeriksa tes urine dan darah mantan model dewasa Novi Amalia yang kembali berusaha membuka pakaiannya di tempat umum pada Senin (1/7) kemarin.
"Yang bersangkutan (Novi Amalia) tidak bisa diajak bekerja sama, karena berontak saat diambil urine dan darahnya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto di Jakarta, Selasa.
Rikwanto menjelaskan, kejadian bermula saat Novi meminta tukang ojek mengantarkan ke rumah temannya, namun dalam perjalanan perempuan berusia 25 tahun tersebut bertingkah tidak normal, karena berusaha membuka pakaian.
Kebingungan, tukang ojek itu kemudian membawa Novi ke Polsek Mampang. "Dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan, kaitannya ada dokter yang memeriksa," ujar Rikwanto.
Setelah diperiksa dokter masih tidak bisa diajak kerja sama, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Petugas sempat membersihkan, merawat dan mengganti pakaian korban, namun Novi berontak saat diambil urine dan darahnya.
Selanjutnya, pihak kepolisian berkoordinasi dengan Badan Nasional Narkotika (BNN), guna menjalani perawatan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta Timur.
"Ternyata di sana juga tetap tidak bisa diambil sampel urine dan darahnya, karena Novi tidak bisa diam dan terus berontak," ucap Rikwanto.
Akhirnya, petugas fokus memulihkan psikologis Novi, agar dapat menjalani tes darah dan urine setelah kondisinya pulih.
Rikwanto menyatakan RSKO Cibubur memiliki data riwayat kesehatan Novi yang menjalani perawatan usai peristiwa tabrakan di sekitar Olimo, Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Oktober 2012 silam.