Rabu 03 Jul 2013 20:47 WIB

Tidak Konsisten, Wartawati Mengaku Diperkosa Jalani Tes Kebohongan

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Uji kebohongan, ilustrasi
Foto: sciencephoto.com
Uji kebohongan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Tidak konsistennya kesaksian dari MC (31), wartawati yang mengaku sebagai korban pemerkosaan membuat polisi melakukan tahapan tes kebohongan. Tes kebohongan juga dilakukan kepada teman dekat MC yaitu CK.

''Sudah, sudah dilakukan di Bareskrim Mabes Polri,'' katanya Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan, di Jakarta, Rabu (3/7).

Herry mengatakan, pihak melakukan tes kebohongan kepada keduanya karena ketidakkonsistenan pengakuan masing-masing pihak.

MC awalnya mengaku pulang seorang diri, namun beberapa hari kemudian MC mengaku pulang bersama seseorang berinisial CK. Pengakuan terakhir menyebutkan, keduanya telah menjalin hubungan perselingkuhan setahun belakangan.

CK diperiksa karena pengakuannya berlawanan dengan MC. Herry mengatakan, dari pengakuan CK, dia mengantar MC sampai masuk gang, sementara sempat dibantah oleh MC yang mengaku diantar sampai mulut gang yang semula dijadikan lokasi kejadian perkara perkosaan yang terletak di Kawasan Matraman.

''Ini kan perlu diluruskan,'' kata Herry.

Tes kebohongan ini dinilai bisa membantu penyidikan terhadap terjadi atau tidaknya pemerkosaan di lokasi yang telah disebutkan. Herry mengaku tidak ingin segera mengambil kesimpulan terkait kasus yang berlarut ini.

Menurut dia, pihaknya sudah mulai menemukan 'benang merah kasus itu. Fakta baru yang saat ini dipegang adalah keduanya sudah mengaku memiliki hubungan.

Herry mengatakan, terungkapnya hubungan kedua belah pihak karena investigasi pihak kepolisian mulai dari profil pelaku sampai profil di lokasi kejadian perkara. Untuk profil kejadian perkara, polisi melakukan pra rekonstruksi sampai enam kali berturut-turut.

Menurut Herry, dari rekonstruksi tersebut dapat dijelaskan bahwa gang tersebut lebarnya tidak sampai 1,5 meter dan tingginya tidak sampai 2,5 meter. ''Jadi, kalau berteriak akan mengeluarkan gema dan kemungkinan akan didengar orang lain,'' katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement