REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Forum Komunikasi Petani Jamur (FKPJ) Kabupaten Purawakarta, mewacanakan produksi jamur bisa menembus pasar ekspor. Pasalnya, potensi jamur di wilayah ini cukup besar.
Dalam sehari, jamur yang dibudidayakan perorangan minimal 10 Kg. Sedangkan untuk jamur kelompok hasil produksinya minimal 1,4 ton per hari.
"Tapi, kami masih kendala untuk menembus pasar ekspor ini," ujar Ketua Forum Komunikasi Petani Jamur (FKPJ) Kabupaten Purawakarta, Edi Junaedi, kepada Republika, Ahad (14/7).
Salah satunya, soal kualitas jamur. Kualitas jamur asal Purwakarta belum teruji hingga membuat petani tak mengetahui jamurnya bisa sesuai dengan klasifikasi pasar ekspor atau tidak.
Meski demikian, peluang ekspor itu cukup terbuka. Seperti, ke Jepang, Australia, Amerika dan Eropa. Apalagi, FKPJ sudah berkoordinasi dengan petani jamur lainnya yang telah lebih dulu menembus pasar ekspor. Bahkan, kabarnya petani jamur tersebut akan datang ke Purwakarta, untuk mengetahui kulitas jamur tersebut.
"Makanya, kami akan tunggu mereka. Kalau jamurnya bagus, kami siap untuk ekspor," ujarnya.
Menurut Edi, jamur yang dikembangkan petani di Purwakarta ada dua macam. Yaitu, jamur tiram dan merang. Saat ini, jamur tersebut sudah mampu memenuhi pasar lokal. Seperti, tembus ke Karawang, Bekasi dan Jakarta. Adapun jumlah petani jamur, diprediksi mencapai 2.000 orang. Sedangkan kelompoknya mencapai 140.