Senin 15 Jul 2013 11:08 WIB

Penuhi Kebutuhan Uang Tunai di Cirebon, BI Siapkan Rp 1,5 Triliun

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
 Seorang nasabah menarik uang tunai dari ATM (Ilustrasi)
Seorang nasabah menarik uang tunai dari ATM (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2013, kebutuhan uang tunai di tengah masyarakat meningkat. Bank Indonesia (BI) Cirebon pun menyiapkan uang tunai Rp 1,5 triliun untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

 

Deputi Kepala Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Interen Bank Indonesia Cirebon Aryo Setyoso menyebutkan, jumlah itu didasarkan pada realisasi transaksi uang tunai tahun lalu pada masa yang sama di wilayah Cirebon. Dia menyebutkan, berdasarkan laporan perbankan swasta kepada BI Cirebon, perputaran uang di wilayah Cirebon selama Ramadhan-Idul Fitri 2012 mencapai Rp 1,4 triliun. ‘’Mengamati realisasi transaksi uang tunai tahun lalu, maka Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kami siapkan uang tunai Rp 1,5 triliun,’’ ujar Aryo.

 

Aryo mengungkapkan, selama Ramadhan hingga Idul Fitri, penarikan uang dari bank oleh masyarakat memang cenderung meningkat. Namun, setelah Idul Fitri, uang dari masyarakat itu akan kembali terkumpul di bank-bank.

 

Aryo menambahkan, terkait penukaran uang tunai, pihaknya menyerahkan kepada masing-masing bank yang ada di Cirebon. Kebijakan itu sesuai arahan BI yang diberlakukan serentak di Jabar untuk memudahkan pelayanan penukaran uang tunai.

 

Saat ini, terdapat 11 bank umum dan 34 kantor cabang di wilayah Cirebon yang memiliki kewenangan untuk penukaran uang tunai. Karenanya, masyarakat tidak perlu mendatangi kantor BI untuk menukar uang tunai. ‘’Masyarakat bisa menukar uang di bank terdekat meski bukan nasabah bank tersebut,’’ tegas Aryo.

 

Sementara itu, seorang warga Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Nurayani, mengaku menyambut baik kebijakan BI tersebut. Dengan demikian, dia tidak perlu mengantri panjang untuk menukar uang di BI. ‘’Jadi lebih praktis dan mudah,’’ tandas Nurayani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement