REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Olah Raga, Martin Manurung, menegaskan semua pihak, baik PB Pertina, Pemda Nabire, kepolisian dan panitia pelaksana, harus bertanggung jawab dalam peristiwa tinju maut yang membawa banyak korban jiwa di Nabire.
"Semuanya harus bertanggung jawab atas peristiwa keributan antarsuporter pada pertandingan tinju Bupati Nabire Cup di GOR Kota Lama, Nabire, Ahad malam (14/7), hingga menyebabkan 18 orang meninggal dunia," kata Martin, menanggapi insiden keributan pertandingan tinju Bupati Nabire Cup, di Jakarta, Senin (15/7).
Ia menyesalkan peristiwa berdarah tersebut, namun perlu dilihat latar belakang penyelenggaraan acara tersebut. Apakah murni untuk olah raga atau ada unsur kampanye. "Ini kan Bupati Cup. Apakah ini murni untuk olahraga atau sekadar ajang kampanye? Olahraga jangan dijadikan ajang kampanye," katanya.
Martin mengatakan, penyelenggaraan kejuaraan olahraga di daerah-daerah sebetulnya sangat bagus karena akan memunculkan bibit-bibit baru jika dilakukan berkala. Namun, bila penyelenggaraan dilakukan asal-alasan, maka dipastikan semua berantakan seperti terjadi dalam kejuaraan tinju Bupati Nabire Cup.
Menurut dia, olahraga itu pada prinsipnya adalah persahabatan dan 'fair play'. Semua yang terlibat, baik pemain, official, wasit, sampai suporter harus memahami prinsip tersebut. "Artinya, mampu untuk menang, dan menerima kekalahan. Kerusuhan di Nabire cermin tidak adanya prinsip persahabatan dan 'fair play'," tuturnya.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto, menyatakan, Polda Papua telah menetapkan siaga satu di Nabire, Papua, terkait insiden keributan antarsuporter pada pertandingan tinju Bupati Nabire Cup di GOR Kota Lama, Nabire, Ahad (14/7) malam, hingga menyebabkan 18 orang meninggal dunia.
"Saat ini situasi Nabire aman. Polda Papua telah menetapkan status siaga 1 di Nabire," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.