REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Cuaca buruk di selat Bali pada Juli-Agustus, dikhawatirkan mengganggu arus penyeberangan, terutama saat mudik lebaran nanti.
Manager Operasional PT Indonesia Ferry (ASDP) Gilimanuk, Wahyudi Susianto, mengatakan, cuaca memang sewaktu-waktu bisa berubah. "Tapi kita tidak bisa memprediksikan, bagaimana cuaca nanti," kata Wahyudi kepada Republika, Rabu (17/7).
Dihubungi melalui telepon seluler-nya, Wahyudi mengatakan, pada Juli dan Agustus awal, cuaca di selat Bali memang cenderung kurang bersahabat. Oleh sebab itu dia khawatir bila harus melakukan buka tutup pelabuhan saat arus mudik sedang dalam puncak-puncaknya.
Wahyudi mengatakan, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan pihak Badan Meteorologi Klimatoogi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar tentang kondisi cuaca kedepan. Namun karena musik mudik lebaran masih tiga pekan lagi, BMKG juga belum berani memprediksikan bagaimana kondisi nanti.
Karena itu sebut Wahyudi, dia hanya bisa mengimbau agar masyarakat pemudik bisa memilih waktu low session untuk menyeberang. Jadi jangan semuanya memilih jam yang sama menyeberang di malam hari, tapi pilih juga waktu siang hari.
"Memang masyarakat memilih waktu malam hari untuk menghindari sengatan terik matahari saat menunggu antrean," katanya.