REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Seorang pelajar kelas VIII SMP Negeri III Purwokerto, menjadi korban peluru senapan angin yang nyasar. Saat ini pihak kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan mengenai kejadian itu.
"Peristiwa itu terjadi Rabu (17/7) sekitar pukul 13.00. Saat itu, korban yang bernama Dea Cantika (14), baru pulang dari sekolahnya," jelas Kapolres Banyumas AKBP Dwiyono, Kamis (18/7).
Meski demikian, Kapolres mengaku masih belum bisa memastikan siapa yang telah melepaskan tembakan dengan senapan angin dan mengenai kepala korban. "Kami masih melakukan penyelidikan, siapa yang sebenarnya sedang bermain senapan angin di sekitar lokasi korban," katanya menjelaskan.
Dia juga menyatakan, saat kejadian, korban yang baru pulang dari sekolah sedang menunggu jemputan di pinggir jalan Gereja yang berada di depan sekolah. Saat itu, korban tidak sedang seorang diri, namun juga bersama beberapa temannya.
Pada saat itulah, korban mengaduh dan langsung memegang kepalanya. Saat itu, beberapa temannya kaget karena korban mengeluarkan darah dari kepala. Saat itu, beberapa teman korban melaporkan kejadian itu pada para guru sekolah yang masih berada di sekolah.
Oleh beberapa guru, korban kemudian dilarikan ke RS Elisabeth Purwokerto. Namun pihak RS ini, korban kemudian di rujuk ke RSU Margono Soekarjo yang mememiliki peralatan lebih lengkap. Pertimbangannya, karena dari hasil rontgen, di bagian kepala korban ditemukan ada benda asing.
Pihak RS Elisabeth menyatakan tidak sangkup menangani hal itu. Namun setelah pasien sampai di RSU Margono, petugas RS tersebut juga mengaku tidak sanggup sehingga korban dirujuk ke RSUP Sardjito Yogyakarta.
Kepala Sekolah SMP Negeri III Purwokerto, M Johar, mengaku masih terus memantau perkembangan kondisi siswanya yang kini dirawat di RSUP Sardjito. "Informasinya, kondisinya makin membaik. Mudah-mudahan demikian seterusnya," katanya menjelaskan.
Terkait pengusutan kasus tersebut, Johar mengaku menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus itu pada pihak kepolisian. "Kita serahkan seluruhnya pada polisi. Biar polisi yang mencari pelakunya," katanya.