REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai hari ini, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menarik seluruh Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi di lintas Bogor dan Bekasi, Kamis (25/7). Hal tersebut sekaligus menandakan tidak ada lagi KRL ekonomi yang beroperasi.
"Mulai hari ini seluruh rangkaian KRL sudah satu kelas yaitu KRL AC," ujar Humas PT KAI Daerah Operasi 1 Sukendar Mulya, Kamis (25/7).
Menurut Sukendar, penggantian dari KRL ekonomi ke KRL AC atau commuterline (CL) dilakukan demi meningkatkan pelayanan penumpang. Sebab, seperti diketahui, KRL ekonomi seringkali mogok di tengah jalan. Lagipula, saat ini, tarif KRL AC sudah bersubsidi sehingga dapat dijangkau semua masyarakat.
Dia melanjutkan, di hari pertama penghapusan KA ekonomi ini, situasi di semua stasiun relatif lancar. Penumpakan penumpang, kata dia, hanya terlihat di Stasiun Citayam.
"Secara bertahap akan lancar dan kondusif," tambahnya.
Sukendar juga mengatakan, semua penumpang KRL AC tidak diperbolehkan membawa barang berlebihan. Hal itu demi mengantisipasi berdesakan penumpang di dalam kereta. Sementara, untuk menyiasati jumlah penumpang yang terus meningkat, lanjut dia, pada Agustus nanti PT KAI akan mendatangkan 180 kereta atau 18 rangkaian KRL AC dari Jepang.
Salah satu pengguna kereta, Emi mengatakan, tidak masalah dengan penghapusan KRL ekonomi selama tarif KRL AC tetap terjangkau.
"Kalau sekarang sih lebih pilih naik yang AC karena lebih nyaman. Kalau ekonomi desak-desakan. Cuma kalau yang AC itu antrinya lama," ujar warga Citayam ini.