REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Mesir bentukan militer, Hazem Beblawi mengatakan, tidak ada kompromi bagi para pendukung Presiden Mesir terkudeta, Muhammad Mursi.
Beblawi juga membantah gagasan yang menyebut Mursi dapat kembali memegang kekuasaan. Ribuan pendukung Mursi terus menentang rezim yang baru.
Mereka berunjuk rasa dengan menduduki sebuah Masjid di Kairo. Mereka menghiraukan peringatan dari menteri dalam negeri yang mengatakan pendemo akan segera dibubarkan.
"Deklarasi dari Ikhwanul Muslimin telah jelas. Hasil akhir analisis telah jelas, kami tidak akan mundur," ujarnya, seperti dilansir independent.ie, Senin (29/7).
Sedikitnya 72 orang pendukung Morsi tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan, Jumat akhir pekan lalu. Bentrokan terjadi di sekitar Masjid Rabaiah al-Adawia. Sejumlah saksi mata mengatakan tentara memakai penembak jitu untuk membunuh pemrotes.
"Saya tidak ragu dengan penjelasan dari pasukan keamanan. Mereka tidak menggunakan kekerasan yang berlebihan," kata Beblawi.
Presiden sementara Mesir bentukan militer, Adly Mansour memberi kekuasaan kepada Beblawi untuk memberi militer hak untuk menahan warga sipil.
Beberapa pendukung proMursi menafsirkan keputusan itu sebagai awal serangan besar-besaran terhadap pemrotes. Puluhan ribu orang pendukung Mursi yang berkemah, memblokir akses jalan ke beberapa departemen pemerintah sehingga menimbulkan kemarahan sejumlah warga.
"Kami tidak akan meninggalkan tempat ini, kecuali dalam peti mati," kata seorang aktivis Islam yang berpartisipasi dalam revolusi 2011 Abdulrahman Ezz.