REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengakui deklarasi dirinya sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari Partai Hanura bersama Harry Tanoesudibjo (Win-HT) sejak jauh hari ada nilai plus serta minusnya.
"Kami menyadari mendeklarasikan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sejak saat ini, tentu ada plus-minus," kata Wiranto, di Jakarta, Rabu.
Menurut Wiranto, kelebihannnya memiliki waktu persiapan dan sosialisasi kepada masyarakat yang lebih lama, yakni sampai sekitar setahun.
Apalagi, kata Wiranto, dalam UUD 1945 maupun dalam UU Pilpres disebutkan tidak ada batas waktu untuk mendeklarasikan pasangan capres-cawapres.
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan, di Indonesia lazimnya, dekalarasi pasangan capres-cawapres dilakukan setelah pemilu legislatif, setelah mengetahui perolehan hasil suara. "Namun risikonya bisa terjadi praktik politik dagang sapi," katanya.
Sedangkan kelemahannya, kata dia, sudah diketahui pihak lain sejak jauh hari, sehingga ada kemungkinan dilakukannya manuver-manuver politik oleh pihak lain. Namun dalam dunia politik praktis, menurut dia, adanya manuver tersebut sah-sah saja, sehingga perlu disikapi secara baik.
Wiranto menegaskan, pasangan Win-HT sudah komit untuk mengikuti kontestasi secara fair serta siap menang dan siap kalah. "Harapan kami, Partai Hanura meraih suara 20 persen pada pemilu legislatif, sehingga bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri," katanya.