REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir mulai was-was dan meminta untuk segera dievakuasi. "Kalau sekarang was-wasnya berbeda dengan dulu (Arab Spring-red). Sekarang lebih-lebih, karena orang-orang yang prokudeta adalah orang-orang yang antiagama," ujar seorang mahasiswa Al Azhar yang berasal dari Indonesia M Faiq Dzunnuraini Lc Dipl di Jakarta, Kamis (1/8).
Faiq menjelaskan, orang-orang yang prokudeta melakukan sweeping terhadap orang-orang berjenggot. Bahkan, lanjut dia, ada warga Mesir yang dibakar karena berjenggot. "WNI yang ada di Mesir mulai tidak nyaman. Walau pun terlihat kondusif situasinya, namun bisa meledak setiap saat," tambah dia.
Perkembangan Mesir usai kudeta, lanjut dia, bisa mengarah ke perang saudara. Untuk itu, dia mengharapkan agar pemerintah melakukan evakuasi terhadap kurang lebih empat ribu WNI yang ada di Mesir. "Pemerintah harus mulai mencicil dengan mengevakuasi ibu hamil, perempuan, dan anak-anak."
Mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh militer pada 3 Juli. Sejak itu, gelombang protes terus memanas di Mesir. Ratusan orang telah tewas dan seribu lainnya luka-luka dalam bentrokan saat pendukung Mursi menggelar aksi protes di Masjid Rabaa al-Adawiya seusai shalat.