REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekira 250 bus metromini terpakir di depan Balai Kota Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (1/8). Sopir metromini itu berunjuk rasa menuntut kejelasan nasib mereka yang digantungkan.
Sopir Metromini 640 Suroso mengatakan, trayek bus yang dilaluinya akan ditutup. Selain itu bus yang dikemudikannya telah sepekan tidak diizinkan beroperasi. "Kalau tidak ada istilah tutup trayek, kami tidak akan merespon begini," ujarnya di Balai Kota, Kamis (1/8).
Suroso mempersilahkan Pemerintah Daerah DKI Jakarta meremajakan kendaraan yang sudah tidak layak jalan. Tetapi harus dilakukan secara bertahap. "Kita bersedia diremajakan seperti Kopaja yang bertahap," ujar Suroso yang mengaku sudah menjadi sopir selama 20 tahun.
Ia mengeluhkan selama ini pengawasan dalam operasional sangat lemah. Manajemen dalam bus metromini juga tidak bagus. Pun dengan pendapatan sopir yang sudah tidak memadai lagi. Diakuinya, sebagian besar besar pemilik menekan sopir untuk memberikan setoran tinggi.
Suroso merasa manajemen metro mini saat ini lebih buruk dari sebelumnya. Sopir saat ini tidak mendapatkan jaminan yang layak.
Sebelumnya, staf di perusahaan metromini selalu turun ke lapangan untuk mengawasi dan melakukan pembinaan. Tetapi sekarang mereka sudah tidak terlihat, bahkan dilepas begitu saja. Suroso berharap sore ini mereka dapat diizinkan untuk beroperasi kembali. "Jangan menunggu sampai besok," tuturnya.