Kamis 01 Aug 2013 11:42 WIB

Terancam Diusir, Pendukung Mursi Teruskan Demonstrasi

 Seorang pendukung Presiden Mursi menangis saat protes menolak kudeta militer di Nasr City, Kairo, Senin (29/7).
Foto: AP/Manu Brabo
Seorang pendukung Presiden Mursi menangis saat protes menolak kudeta militer di Nasr City, Kairo, Senin (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO --  Ribuan pendukung Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi masih melakukan aksi duduk di Nasr City, Kairo. Dilaporkan BBC, para demonstran tak mengacuhkan peringatan kabinet bentukan militer Mesir untuk mengakhiri aksi unjuk rasa.

Demonstrasi yang disokong kelompok Ikhwanul Muslimin tersebut terus berlangsung. Para pengunjukrasa menegaskan, tak akan pergi sebelum Presiden Mursi dibebaskan dan memimpin Mesir. 

Sebelumnya, pemerintah bentukan militer sudah memberi mandat kepada polisi untuk mengusir para pengunjukrasa dari Lapangan Nahda dan di Masjid Rabiah Al Adawiya.

"Terus berlangsungnya situasi yang berbahaya di Rabiah al Adawiya dan di lapangan Nahda dan adanya terorisme juga pemblokadean jalan tak bisa diterima karena mengancam keamanan nasional,"ujar pejabat kementerian dalam negeri, Rabu (31/7) waktu setempat.

Wakil Presiden Partai Kebebasan dan Keadilan Essam el Erian tak mengacuhkan peringatan tersebut. Sayap politik Ikhwanul Muslimin ini menegaskan, pengunjukrasa tak akan terpengaruh dengan ancaman terakhir. 

"Ada harapan pembantaian akan dilakukan di depan mata seluruh dunia,"katanya. Dia menambahkan, "Rakyat Mesir yang bebas dan seluruh dunia harus bertahan melawan kebodohan mandat yang diberikan kabinet kepada polisi untuk mengakhiri aksi duduk ini."

Aksi duduk di dekat Masjid Rabiah al Adawiya di sebelah timur Kairo dan di Lapangan Nahda masih berlangsung. Terakhir, aksi ini diserang oleh otoritas keamanan dan militer Mesir sehingga menyebabkan setidaknya 70 orang tewas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement