Jumat 02 Aug 2013 14:42 WIB

DBS Batal Mengakuisisi Danamon, Ini Komentar Gubernur BI

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Bank Danamon (ilustrasi).
Bank Danamon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan DBS Grup yang membatalkan rencana akuisisi PT Bank Danamon Indonesia, Tbk diyakini tidak akan berpengaruh pada iklim investasi di Indonesia. DBS telah menyatakan secara resmi bahwa mereka membatalkan akuisisi Bank Danamon kepada Bank Indonesia (BI).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan selama ini Indonesia telah membuka diri. "Begitu banyak kesempatan untuk melakukan investasi di bidang keuangan dan perbankan di Indonesia. Bahkan kalau dibandingkan dengan kawasan, Indonesia yang relatif terbuka dan mengundang dan menerima investor-investor yang akan melakukan investasi di bidang perbankan ataupun di keuangan," ujar Agus yang ditemui usai pelantikan Deputi Gubernur BI Hendar di Mahkamah Agung (MA), Jumat (2/8).

Sebelumnya, DBS Group Holding Ltd berencana untuk mengakusisi seratus persen saham Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd. (FFH) di Asia Financial Indonesia Pte. Ltd. (AFI). Saham Danamon saat ini dimiliki oleh AFI sebesar 67,37 persen. Sisanya, sebesar 32,6 persen, dimiliki oleh publik.

Aksi korporasi DBS berbenturan dengan PBI No.14/8/PBI/2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum. Dalam aturan tersebut, lembaga keuangan bisa memiliki saham bank umum di tanah air sebesar 40 persen. "Kalau ada perubahan controlling shareholder dan itu baru dilakukan sekarang harus patuh pada peraturan BI yang ada sekarang," ujar Agus.

BI sebelumnya akan memberikan persetujuan proposal akuisisi apabila otoritas moneter Singapura, MAS, memberikan diskresi kepada tiga perbankan di Indonesia, yakni PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT Bank Mandiri, agar dapat masuk ke negara tersebut.

Agus menyatakan hubungan Indonesia dengan Singapura akan tetap baik ke depannya. BI akan terus berdiskusi dengan MAS untuk mengeksplorasi tentang peningkatan resiprokal. "Tentu kami dari Indonesia mengharapkan agar perbankan Indonesia dapat mempunyai akses dan mempunyai kesempatan untuk di Singapura," ujar dia.

Menurutnya, selama ini Indonesia telah membuka diri mengundang perbankan Singapura untuk masuk ke Indonesia. BI terus menjadikan isu resiprokal sebagai satu isu yang perlu diperjuangkan agar negara-negara yang disambut baik di Indonesia dapat membuka diri agar bisa beraktifitas di negaranya.

DBS Indonesia telah mendatangi BI pada Kamis (1/8) dan melaporkan pembatalan akuisisi Bank Danamon. Mereka datang didampingi manajemen Bank Danamon. Agus mengatakan Bank Danamon dalam keadaan baik. BI berharap Bank Danamon akan tetap berkembang di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement