Senin 05 Aug 2013 11:36 WIB

Lebaran Momen Pemerataan Sosial

Hari Raya Idul Fitri
Foto: www.onislam.net
Hari Raya Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hari Raya Idul Fitri menjadi moment untuk pemerataan sosial, menyusul derasnya uang yang mengalir dari pusat-pusat perekonomian ke berbagai penjuru negeri.

Pendapat itu disampaikan Analis Prapancha Research Rendy Mahesa di Depok, Jawa Barat, Senin (5/8). "Bisa dibilang momen Lebaran bukan hanya memberikan berkah secara spiritual namun juga berkah secara sosial," katanya.

Ia mengatakan, aktivitas perekonomian yang sebelumnya terpusat di kota-kota besar mengalami pemerataan ke daerah-daerah sebagaimana tak pernah terjadi di momen-momen lain. "Namun, bertambahnya pemudik setiap tahun juga menunjukkan kian besarnya tenaga-tenaga kerja dari daerah yang terserap ke kota-kota besar," ujarnya.

Hal ini menunjukkan masih belum meratanya pembangunan di negeri ini sehingga orang-orang mesti pergi ke kota untuk mencari penghidupan. Dapat disimpulkan, di satu sisi, Lebaran menjadi momen pemerataan kesejahteraan. Selama Lebaran aktivitas konsumsi secara masif juga tersebar di berbagai daerah, bukan hanya di kota-kota besar.

Namun di sisi lain, masih kata Rendy, Lebaran juga menjadi 'teguran tahunan' yang mengingatkan kita pembangunan dan kesejahteraan di negeri ini belum terdistribusi secara merata. Untuk itu ia berharap agar proses pembangunan juga terjadi di daerah-daerah atau desa-desa sehingga masyarakat pedesaan tidak lagi mengandalkan pekerjaan di perkotaan saja.

"Kalau ada pekerjaan di desa mereka tentunya memilih tinggal di desa," tutupnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement