REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah dunia jatuh pada Selasa (6/8) atau Rabu (7/8) pagi WIB dalam menanggapi persyaratan etanol AS untuk bensin yang lebih longgar dan berkurangnya kekhawatiran pasar atas kemungkinan serangan Al Qaeda di kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Harga patokan untuk minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 1,26 dolar AS menjadi ditutup pada 105,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sedangkan harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 52 sen menjadi menetap di 108,18 dolar AS per barel dalam transaksi di London.
Para analis mengatakan harga minyak mentah Selasa (6/8) lebih rendah dipicu oleh penurunan harga bensin, yang terjadi setelah Badan Perlindungan Lingkungan AS (Environmental Protection Agency/EPA) mengumumkan pelonggaran persyaratan pada penggunaan beberapa jenis etanol dalam konsumsi gas 2014. "Penurunan itu memiliki efek "knock-on" pada minyak," kata John Kilduff, seorang trader di Again Capital.
"Pernyataan EPA telah menempatkan tekanan pada pasar," kata Carl Larry, analis di Oil Outlooks and Opinions.
Analis mengatakan minyak juga mengalami tekanan turun dari berita bahwa beberapa ekspor minyak Libya telah mulai kembali dan bahwa produksi di ladang minyak Laut Utara Buzzard telah kembali beroperasi setelah lima hari dalam proses perawatan. Selain itu, kekhawatiran pasar atas kemungkinan serangan Al Qaeda berkurang setelah beberapa hari tanpa insiden, sejak AS memerintahkan misinya di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara ditutup karena menditeksi ancaman.
Pada Selasa (6/8), AS dan sekutunya mengevakuasi diplomat dari Yaman karena takut serangan segera terjadi. "Setiap hari berlalu dengan relatif tenang, kita (minyak) akan didorong lebih rendah," ujar Kilduff.