REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Puluhan ribu warga Tunisia memadati jalanan di pusat kota Tunis untuk menuntut penggulingan pemerintah. Demonstrasi pada Selasa (6/8) waktu setempat disebut sebagai protes terbesar sejak krisis politik negara itu dimulai dua pekan lalu.
Protes pada Selasa dilakukan enam bulan setelah pembunuhan politisi sayap kiri, Chokri Belaid. Dia adalah salah satu dari dua tokoh oposisi yang ditembak mati dalam beberapa bulan terakhir. Demonstrasi terjadi beberapa jam setelah Majelis Konstituante menangguhkan pekerjaannya tanpa batas waktu.
Kepala majelis, Mustafa Ben Jaffar dan sekjen mengumumkan penangguhan tersebut. "saya bertanggungjawab sebagai presiden majelis dan menunda pekerjaan sampai ada dialog dalam pelayanan Tunisia," ujar Mustafa dikutip Al-Jazeera.
Mustafa merujuk pada krisis yang dipicu pembunuhan tokoh oposisi. Pembunuhan membuat banyak anggota oposisi memboikot sesi sidang. Majelis masih harus menyelesaikan rancangan konstitusi dan undang-undang pemilu. Oposisi sekuler negara tersebut mencoba untuk menggulingkan pemerintahan Ennahda dan membubarkan majelis transisi.
Protes digelar setiap hari sejak pembunuhan politikus kiri dan anggota majelis Mohammad Brahmi tewas pada 25 Juli. Lebih dari 70 anggota majelis menarik diri dua pekan lalu sebagai protes terhadap dua pembunuhan. Tunisia menghadapi krisis politik terburuk sejak jatuhnya penguasa Zine el-Abidine Ben Ali pada 2011.