Rabu 14 Aug 2013 01:50 WIB

Sopir Taksi Bandara 'Panen' Rezeki

Taksi (ilustrasi)
Foto: FIRMASEC
Taksi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU-- Sopir taksi yang beroperasi di lingkungan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin "panen" rezeki sebelum maupun sesudah Idul Fitri 1434 Hijriah karena banyaknya penumpang taksi khusus bandara itu.

Salah seorang sopir taksi Udin di Banjarbaru, Selasa (13/8) mengatakan, masa "panen" rejeki berlangsung sejak empat hari sebelum atau H-4 Idul Fitri hingga dua hari setelah (H+2) lebaran.

"Sejak H-4 Idul Fitri penumpang yang berangkat banyak sekali hingga hari H, kemudian dua hari setelah lebaran penumpang juga banyak terutama penumpang yang datang," ujarnya.

Ia mengatakan, biasanya sopir taksi yang stanby di lingkungan bandara menunggu giliran mengangkut penumpang hanya dapat jatah dua hingga tiga angkut dalam satu hari.

Namun, bertepatan musim ramai penumpang sebelum dan sesudah Idul Fitri, mereka bisa mendapat jatah angkutan empat hingga enam kali dalam satu hari. "Mungkin musim ramai penumpang sebelum dan sesudah hari raya itu rejeki kami sehingga saya pribadi sangat menyukurinya," ucap warga Landasan Ulin Banjarbaru itu.

Dikatakan, tarif angkutan sekali jalan sebelum dan sesudah lebaran mengalami kenaikan dibanding hari biasa karena banyaknya pengguna jasa transportasi darat tersebut. Disebutkan, tarif normal sekali antar dari bandara ke Banjarmasin yang berjarak sekitar 25-30 kilometer yang semula Rp120 ribu bisa melonjak jadi Rp200 ribu.

Kemudian, tarif ke Kota Pelaihari ibukota Kabupaten Tanah Laut yang normalnya Rp200 ribu bisa tembus hingga Rp300 ribu sampai Rp350 ribu untuk sekali jalan.

Sedangkan tarif untuk kawasan lokal Kota Banjarbaru yang berjarak sekitar 10-20 kilometer dari bandara juga naik dari Rp85 ribu menjadi Rp100 ribu hingga Rp125 ribu. "Naiknya tarif itu membuat beberapa calon penumpang memilih keluar areal bandara dan mencari taksi umum dengan tarif yang lebih murah tetapi sekali jalan mengangkut beberapa penumpang," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement