REPUBLIKA.CO.ID, Sejak lama, Umat muslim yang tinggal di daerah Colorado, Amerika Serikat, mengidam-idamkan sebuah pusat kajian Islam (islamic center) berikut dengan sebuah masjid di dalamnya.
Kini, sebuah masjid islamic center berdiri tegak di atas tanah seluas 18 ribu kaki persegi, yang berada tepatnya di Fort Collins. Penantian lama tersebut diharapkan bisa menjadi jendela bagi masyarakat sekitarnya, agar tertarik untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai identitas Islam sebenarnya.
“Ini membuat orang tahu dimana kita selama ini berada,” ujar Pemimpin Komunitas Islam di Colorado, Shakir Muhammad.
Menurutnya, masyarakat sulit menemukan kaum Muslim yang tinggal di sekitar area Colorado. Sebagai Muslim, selama ini mereka hanya melakukan kegiatan secara internal, dan tidak dikenal oleh bagian masyarakat lainnya. “Kini saatnya kita bisa menunjukkan diri,” katanya, dilansir dari onislam.
Masjid yang dibangun ini dengan gaya arsitektur Turki. Selain ruang utama, masjid ini dilengkapi juga dengan sebuah menara setinggi 70 kaki dan sebuah kubah besar di atasnya, yang ditambahkan simbol bulan sabit di atasnya.
Masjid dan islamic center ini akan dibuka dalam beberapa pekan mendatang. Kaum muslim disana berharap dengan adanya masjid baru ini akan membuat umat muslim disana semakin kuat.
Selain itu, umat muslim disana juga berharap dengan adanya pusat kajian islam baru ini, memberikan sebuah ruang baru bagi masyarakat sekitarnya untuk mengakses segala sesuatu tentang Islam. Sebelumnya, sebuah pusat kajian agama budha telah melakukan hal yang sama seperti ini, dan kini sukses banyak menggandeng anggota baru.
Lokasi masjid yang dekat dengan Universitas Colorado, juga akan memudahkan para mahasiswa internasional untuk beribadah. “Jika Anda ingin memiliki nilai-nilai sentral di seluruh iman Anda, Anda harus membuat sebuah pusat tempat ibadah,” katanya.
Dengan adanya pusat kajian Islam ini, akan membuat kaum muslim yang tergabung dalam komunitas muslim di Fort Collins, bisa lebih mudah bersosialisasi dengan penduduk sekitar dan percaya diri melangkah keluar dari kompleks ini. “Jika semua orang tahu apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda sembah, itu bisa menjadi pendorong spriritual agar lebih percaya diri berbaur denga masyarakat,” katanya.
Bahkan, ia juga menggandengn komunitas yang berasal dari agama lain, seperti jemaat gereja Plymouth, untuk membuat kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi warga sekitar.