REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demokrasi Indonesia menjelang HUT Kemerdekaan Indonesia ke-68, dinilai sudah lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Menurut pengamat politik Sukardi Rinakit demokrasi Indonesia mencapai tiga perempat dari jalan yang harus ditempuh menuju cita-cita demokrasi.
"Suka atau tidak demokrasi di Indonesia telah berkembang dengan baik. Kini kondisi demokrasi semakin terkonsolidasi satu sama lain," kata Cak Kardi saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (14/8).
Ia mengatakan, proses Indonesia menuju cita-cita demokrasi dari rakyat untuk rakyat di masa kini itu sudah menempuh tiga perempat dari jalan yang harus ditempuh. Menurutnya, salah satu indikasi paling nampak adalah berkembangnya kebebasan pers.
Pers sendiri adalah salah satu pilar yang menopang demokrasi selain tiga pilar lain di antaranya lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Selain itu, kebebasan bersuara dari rakyat makin terbuka sehingga dapat menjadi salah satu unsur kontrol sosial. "Otonomi daerah juga membuat banyak orang bisa bersuara," tuturnya.
Namun, dia menilai masih banyak penerapan nilai-nilai demokrasi yang hanya terhenti pada tataran prosedural belum pada level substansial. "Pemerintahan dari rakyat untuk rakyat juga sudah terjadi, walaupun masih banyak terjadi praktik oligarki dalam partai politik. Tetapi saya pikir oligarki tersebut dipicu oleh faktor internal partai sendiri," katanya.
Dia mengharapkan para figur yang duduk di kursi pemerintahan untuk menjalankan amanah konstitusi agar kebijakan yang diarahkan untuk seluas-luasnya kemakmuran rakyat dan pemerataan kesejahteraan yang adil dan makmur.
"Kenyataannya memang sekarang belum dapat dikatakan jika pembangunan merata karena masih banyak kesenjangan sosial di tengah masyarakat. Akan tetapi, apabila setiap elemen pemerintah dapat menjalankan konstitusi negara dengan baik saya pikir kesejahteraan akan terlaksana," katanya.