REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas pemerintahan Barack Obama mengatakan, Amerika Serikat mempertimbangkan pembatalan latihan bersama dengan militer Mesir, pascakekerasan di Negeri Piramida itu.
Latihan militer bersama yang dijadwalkan bulan depan, akan melibatkan ribuan pasukan darat dan udara AS. Latihan tersebut dilakukan setiap dua tahun sekali.
Dalam laporan CNN, Kamis (15/8), mendemonstrasikan kekuatan militer AS penting dilakukan di Timur Tengah meskipun saat perang. Kekerasan terakhir pada Rabu (14/8) di Kairo, dinilai menjadi faktor penting untuk mempertimbangkan apakah AS akan ikut latihan bersama.
Otoritas yang menyatakan hal tersebut menolak untuk disebutkan identitasnya. "Situasi di mesir mendorong diskusi bagaimana melanjutkan latihan," ujar pejabat itu. Keputusan diharapkan bisa diambil dalam beberapa hari ke depan.
Bentrokan antara pasukan keamanan Mesir dan pendukung presiden yang digulingkan Muhammad Mursi membuat Rabu kemarin menjadi hari paling berdarah sejak revolusi pada 2011 yang menggulingkan Husni Mubarak.
Pada 2011, latihan militer bersama dengan Mesir dibatalkan. Jika Pentagon membatalkan latihan militer bersama tahun ini, CNN menulis kemungkinan keputusan dianggap penundaan. Namun, tidak mungkin ada latihan lain yang dijadwalkan sebelum 2015.