REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, Sabtu menyerukan ketenangan di Mesir. Dia memperingatkan meningkatnya kekerasan membahayakan harapan untuk rekonsiliasi di masa depan.
Lebih dari 750 orang tewas dalam empat hari kekerasan pekan ini setelah penumpasan berdarah di Kairo pada pendukung presiden terguling Muhammad Mursi.
Pertumpahan darah telah banyak dikecam oleh masyarakat internasional dan Carter mendesak pasukan keamanan Mesir untuk menahan diri.
"Saya sangat prihatin bahwa kekerasan yang sedang berlangsung di Mesir dengan cepat mengikis peluang untuk dialog dan jalan untuk rekonsiliasi, "kata Carter dalam sebuah pernyataan.