REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Bursa efek di Mesir jatuh hingga ke level 2,5 persen saat dibuka kembali pada Ahad (18/8) waktu setempat. Bursa kembali aktif usai tiga hari ditutup karena alasan keamanan.
Bursa efek negara dan sistem perbankan memang ditutup mulai Kamis (15/8). Penutupan terjadi disebabkan oleh kerusuhan yang mengancam bangsa Mesir berasal dari ratusan nyawa tewas akibat kerusuhan antara pasukan keamanan Mesir dengan presiden terguling Muhammad Mursi.
Associated Press menulis, terdapat keprihatinan atas situasi ekonomi Mesir saat ini. Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa ekonomi Mesir akan menukik jika kepercayaan internasional tidak dikembalikan.
"Hari ini kita berada di tengah-tengah perdagangan, kami telah melihat penurunan indeks sebesar 1,5 persen yang merupakan penurunan dari 5.400 poin," kata Amir Yusuf, seorang pialang saham di Bursa Efek Kairo.
"Saya pikir, investor Mesir melihat kesempatan untuk membeli saham karena penurunan harga, namun kepercayaan investor internasional dan Arab menurun karena mereka harus menjual saham karena ketidakamanan dan kekerasan yang mencengkeram jalan-jalan negara."