Senin 19 Aug 2013 09:51 WIB

Ini Sikap Qatar dan Saudi Soal Krisis Mesir

Bangunan Masjid Rabaa Al-Adawiya yang hangus dibakar pasukan keamanan Mesir di Nasr City, Kairo, Jumat (16/8).
Foto: EPA/AHMED KHALED
Bangunan Masjid Rabaa Al-Adawiya yang hangus dibakar pasukan keamanan Mesir di Nasr City, Kairo, Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Qatar, Khaled al-Attiyah membantah tudingan jika negaranya membantu Ikhwanul Muslimin. Attiyah menegaskan, negaranya tidak memberikan bantuan kepada kelompok atau partai politik di Mesir.

"Bantuan hanya diberikan kepada Mesir," tegas Attiyah saat bertemu Menlu Prancis, Laurent Fabius, seperti dinukil dari AFP.

Attiyah berpendapat, tidak terlalu penting bagi 30 juta rakyat Mesir untuk turun ke jalan dan meminta pihak berwajib Mesir menjamin keamanan mereka. Apalagi untuk mengatur pelaksanaan pemilu dini, dengan mengacu pada demonstrasi massal yang dipicu penggulingan militer terhadap Muhammad Mursi.

Secara terpisah, Menteri Luar negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal, memahami kebebasan rakyat Mesir menyampaikan protes. Namun, protes tidak harus mengancam keselamatan warga yang lain, properti dan berubah menjadi kekerasan," katanya saat bertemu Presiden Prancis, Francois Hollande.

Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius membenarkan para menteri luar negeri negara-negara Eropa akan mengadakan pertemuan di Brussel guna membahas krisis Mesir pada pertengahan pekan ini.

Diplomat senior Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat mengenai Mesir serta menyiapkan landasan pertemuan luar biasa bagi 28 Menlu Uni Eropa. Pimpinan UE, Herman Van Rompuy dan Jose Manuel Barroso mengatakan, blok mereka akan mengkaji hubungan dengan militer dan Pemerintah Mesir, sampai pertumpahan darah dihentikan.

sumber : AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement