REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Beras sebanyak 580.300 kg yang tersimpan di gudang Bulog Indramayu Singakerta II, Kecamatan Krangkeng, diduga raib. Menguapnya beras raskin tersebut diduga akibat digelapkan oknum petugas Bulog.
Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, M Atta Rizal, menjelaskan, indikasi raibnya stok beras di gudang Singakerta II itu diketahui berdasarkan laporan stok opname tanggal 22 Juli 2013. Namun, dia mengaku tidak mengetahui proses hilangnya stok beras karena baru menduduki jabatannya pada 1 Agustus 2013.
"Setelah mendapat laporan itu, saya langsung melaporkannya kepada pihak kepolisian," ujar Atta, saat ditemui watawan di ruang kerjanya, Senin (19/8).
Atta menjelaskan, pihak yang dilaporkannya kepada pihak kepolisian adalah kepala gudang Singakerta II berinisial RD. Sebab, kepala gudang adalah orang yang bertanggung jawab terhadap fisik barang yang tersimpan di dalam gudang.
Atta mengatakan, masalah tersebut telah membuat negara dirugikan sebesar kurang lebih Rp 4 miliar. Dia pun menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian. "Kini kami sudah mencopot kepala gudang dari jabatannya," kata Atta menegaskan.
Ketika disinggung mengenai dampak kasus itu terhadap penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin), Atta menyatakan, tidak berdampak. Menurut dia, stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu saat ini cukup untuk penyaluran selama 25 bulan mendatang.
Sementara itu, salah seorang mitra kerja Bulog, Wartono, mengaku dirugikan dengan pihak Bulog. Pasalnya, beras yang disetorkannya ke gudang Singakerta II sebanyak 889.500 kg secara bertahap sejak Februari 2013, hingga kini belum dibayar.
"Kalau diuangkan sekitar Rp 5,8 miliar," tutur pria pemilik CV Jaya Mandiri Kecamatan Bangodua tersebut.
Menanggapi hal itu, Atta membenarkan bahwa CV Jaya Mandiri memang salah satu mitra kerja Bulog. Namun, masalah kerugian yang dialami siapapun, termasuk mitra kerja Bulog, dia mempersilakan kepada yang bersangkutan untuk melaporkannya.
Berdasarkan pantauan di gudang Bulog Singakerta II Krangkeng, enam pintu gudang tersebut tampak disegel polisi. Tidak ada aktifitas apapun. Sejumlah pekerja terlihat hanya duduk-duduk di sekitar lokasi. Sedangkan petugas gudang tidak ada satupun yang bersedia menemui.
Seperti diberitakan, raibnya beras raskin tersebut sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2010 lalu. Saat itu, sebanyak 230 ton beras yang tersimpan di gudang II Krangkeng juga hilang. Akibat hal tersebut, negara mengalami kerugian hingga Rp 1,3 miliar.
Setelah dilakukan investigasi internal, petugas menemukan adanya bukti penggelapan. Modus yang digunakan yakni dengan mengurangi takaran, dengan alat sejenis paralon. Selain itu, modus lainnya dengan menyusun tumpukan karung beras namun ditengahnya sengaja dikosongkan.
Terbongkarnya 230 ton beras milik bulog yang hilang,berawal dari adanya pemeriksaan di gudang-gudang Sub Bulog Divre Indramayu oleh pengawas Bulog Jawa Barat. Di gudang II Krangkeng, petugas menemukan selisih jumlah stok dalam catatan administrasi dengan bukti fisik.
Kejanggalan itu kemudian ditindaklanjuti petugas dengan melakukan pemeriksaan secara langsung ke gudang. Petugas pemeriksa lantas mengecek sejumlah karung dan ternyata terdapat kekurangan takaran. Dalam kasus tersebut, Kejaksaan Negeri kabupaten Indramayu menahan kepala gudang bulog Krangkeng II, Jaka Muntara.