CANBERRA -- Pemerintah Australia dituding sangat lamban dalam memproses visa Program Pekerja Musiman. Akibatnya, banyak perkebunan yang terpaksa mempekerjakan buruh ilegal.
Agen-agen tenaga kerja mengatakan, gara-gara birokrasi yang lamban, para produsen makanan tidak bisa mendapatkan tenaga kerja sebelum panen tiba, dan terpaksa menggunakan pekerja ilegal.
Program Pekerja Musiman memungkinkan para majikan mempekerjakan orang dari delapan negara Pasifik dan Timor Timur, jika mereka tidak bisa merekrut tenaga lokal Australia.
Pemerintah mengalokasikan 12,000 lowongan dalam empat tahun sampai Juli 2016, tapi di tahun pertama, hanya 1.473 pekerja ditempatkan di sektor perkebunan dan 19 orang di sektor akomodasi.
Belakangan program itu diperluas hingga mencakup sektor akomodasi dan aquakultur, industri kapas dan rotan.
Manager Nicole Taylor mengatakan, sebelum program itu, hampir tidak mungkin mencari karyawan untuk resornya di Broome. Sekarang, katanya, ia mempekerjakan belasan orang dari Timor Leste.
Agen tenaga kerja Ben Scheelings mengatakan, pemerintah seharusnya mempertimbangkan untuk menghapuskan persyaratan para majikan membayar tiket pesawat para pekerja.
"Pemerintah Papua Nugini, Vanuatu, Kepulauan Solomon sudah mengatakan kepada saya, mereka tidak keberatan membayar tiket pesawat. Mereka cuma ingin pekerjanya pergi ke Australia dan memperoleh penghasilan," katanya.
Ia mengatakan, banyak produsen makanan sulit bersaing dengan mereka yang mempekerjakan tenaga kerja ilegal yang lebih murah.
Emmanuel Bani, yang mempekerjakan pekerja musiman untuk memanen buah dan sayuran, mengatakan, sejumlah petani di Queensland mempekerjakan tenaga kerja dengan visa turis yang sudah kadaluarsa. "Sangat sulit bagi kami untuk bersaing dengan para petani yang menerima pekerja ilegal dengan bayaran murah hampir $9 per jam," kata Bani.
Dikatakannya, petani seringkali tidak dapat menemukan pekerja sebelum masa panen, sehingga mereka tidak dapat menjual hasil panen mereka.
Menteri Tenaga Kerja Brendan O'Connor membela progam yang tersendat-sendat itu. Ia mengatakan, jumlah pekerja musiman diperkirakan akan meningkat dalam tiga tahun sisa program. "Kebutuhan pekerja musiman diantisipasi akan meningkat setiap tahun, dan jumlah pekerja yang tersedia bagi petani Australia bertambah setiap tahun," katanya.