Sabtu 24 Aug 2013 13:53 WIB

Wapres: Persaingan Kepentingan Politik dan Ekonomi Gunakan Slogan Agama

Wakil Presiden Boediono
Foto: Antara/Andika Wahyu
Wakil Presiden Boediono

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono mengatakan munculnya konflik dan mengganggu kedamaian sebenarnya karena kepentingan politik dan ekonomi yang menggunakan slogan agama dalam melaksanakan persaingan.

"Padahal semua agama cinta damai, semua agama mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat baik kepada sesama dan kepada alam semesta," kata Wapres Boediono saat membuka "The Islam and Confucian Summit 2013" di Jakarta, Sabtu.

Hadir dalam acara itu antara lain Ketum Koordinator MUI K.H. Ma?ruf Amin serta Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia (MATAKIN) Wawan Wiratama.

Dikatakan Wapres, di sinilah peran pemimpin agama menentukan dan sebagai panutan perlu terus mengajak umatnya untuk lebih jeli, jernih, arif, dan cerdas melihat dan memilah setiap masalah yang terjadi.

"Kita semua tanpa kecuali perlu terus menyuarakan keyakinan kita bahwa tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan atau memaksakan kehendak kepada orang lain atau kelompok lain," kata Boediono.

Hanya dengan upaya bersama dan terus-menerus, kata Wapres, semua pihak bisa memelihara kedamaian dan kerukunan kehidupan beragama dalam masyarakat masing-masing.

Boediono mengatakan, sejak awal negara Indonesia didirikan di atas perbedaan dan keberagaman suku, agama, ras, bahasa, dan adat istiadat yang diikat dalam satu kesepakatan dan komitmen bersama, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika".

Fakta menunjukkan bahwa kaum Muslim dan kaum Confusian merepresentasikan hampir separuh populasi bumi. Kaum Confusian tersebar di belahan Timur Asia dan kaum Muslim mendiami kawasan yang terbentang mulai dari Afrika hingga Asia Tenggara.

"Oleh karena itu sinergi dan kolaborasi antara ummat Muslim dan Confusian akan dapat membawa warna baru bagi harmoni peradaban manusia dan perdamaian dunia," kata Boediono.

Pemerintah Indonesia, tambah Wapres, juga telah memprakarsai berbagai dialog lintas agama dan lintas budaya, yang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan diplomasi Indonesia ke depan, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral.

Boediono menilai, Pertemuan Tingkat Tinggi Islam dan Khonghuchu ini memiliki makna yang besar dalam menyampaikan pesan perdamaian dan pesan keharmonisan kepada seluruh umat beragama.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendorong berbagai kalangan umat beragama untuk mendek

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement