REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Pemerintah Kolombia dan Pasukan Militer Revolusioner Kolombia (FARC) setuju kembali ke meja perundingan, Senin (26/8). Rencana tersebut melanjutkan pembicaraan damai yang digagas setahun lalu di Norwegia dan Kuba.
Pembicaraan keduanya akan mengambil tempat di Ibu kota Kuba, Havana. Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan, Bogota tidak mundur dari rencana penghentian permusuhan dengan kelompok bersenjata.
''Kami menawarkan kepada FARC untuk siap dengan pembicaraan di Kuba,'' katanya, Sabtu (24/8). Bogota akan mengirimkan juru runding sama seperti November 2012 lalu, yaitu mantan Wakil Presiden Kolombia Humberto de la Calle.
Pertikaian internal antara Kolombia dan FARC telah membawa negeri itu ke dalam ancaman perpecahan. Selama lebih dari setengah abad, tidak kurang dari 220 ribu warga Kolombia menjadi korban.