REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebagian warga Pekanbaru, Riau, mengenakan masker pelindung pernafasan ketika di luar rumah akibat asap pekat cemaran dari kebakaran lahan dan hutan menyelimuti udara kota, Selasa (27/8).
"Pagi hari saya buka pintu asap sangat pekat, saya khawatir kondisi ini membuat anak-anak saya sakit," kata Dewi Astuti (35 tahun), warga Pekanbaru. Dewi juga mengharuskan anaknya yang baru berusia lima tahun mengenakan masker ketika di sekolah.
Ia mengeluhkan cemaran asap kembali berulang dan menyebabkan kekecewaan terhadap kinerja aparat dan pemerintah dalam mnanggulangi kebakaran hutan dan lahan. "Pejabat jangan sibuk kampanye Pilkada Gubernur, tolong kondisi masyarakat diperhatikan," katanya.
Keluhan serupa juga dikatakan oleh warga lainnya Riana Handayani (30), yang terpaksa mengenakan masker karena asap mulai mengganggu kesehatan manusia berupa iritasi pada mata dan saluran pernafasan. Ia mengatakan, asap mulai terasa sejak dini hari hingga masuk ke dalam rumah. "Saya terpaksa menutup saluran ventilasi di rumah dengan koran untuk menghalangi asap masuk."
Ia meminta agar upaya penegakan hukum terhadap para pembakar lahan segera diterapkan. Dengan kembalinya asap pekat menyelimuti udara Pekanbaru, bisa diartikan belum ada efek jera bagi para pembakar lahan dan hutan. "Pembakar lahan yang tidak punya nurani karena membuat orang lain sengsara karena asap lebih baik dihukum dengan sangat berat, kalau perlu hukuman mati," katanya.
Dilaporkan, hingga sekitar pukul 11.30 WIB asap pekat masih menyelimuti langit Kota Pekanbaru. Kondisi ini terparah sejak Juni lalu ketika pemerintah memberlakukan darurat asap akibat asap kebakaran yang juga mencapai Singapura dan Malaysia.
Asap juga mengganggu jarak pandang pada pagi hari mengakibatkan pengguna kendaraan bermotor memperlambat laju kecepatan di jalan raya. Sedangkan, jarak pandang pilot di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menurun drastis tinggal 500 meter pada pagi hari, mengakibatkan tiga pesawat tujuan Pekanbaru dialihkan ke Bandara Kuala Namu, Medan, dan Bandara Hang Nadim, Batam.