REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Wabah penyakit tifus mulai mengancam warga Kabupaten Tabanan, Bali, sebagai dampak dari perubahan cuaca secara drastis dalam tiga bulan terakhir.
Data yang dihimpun dari RSUD Tabanan, Kamis, menyebutkan bahwa selama periode Mei-Agustus 2013 jumlah pasien tifus mencapai angka 185 orang. Angka tersebut didominasi pasien anak-anak dan balita.
"Pada periode yang sama tahun lalu, kami juga menangani 186 pasien tifus," kata Direktur RSUD Tabanan, dr Nyoman Susila.
Di zal Anggrek RSUD Tabanan terdapat tiga pasien tifus. Dua di antaranya masih balita yakni I Nengah Adi Putra (2,2) asal Abiantuwung Kelod dan I Putu Damar Cahyadi (3).
Ayah Adi Putra, I Nyoman Darmaja (43), mengatakan suhu badan putranya itu mencapai 38 derajat Celcius saat pertama kali dibawa ke RSUD Tabanan. "Begitu dirujuk ke rumah sakit, ternyata anak saya positif terserang tifus," katanya.
Nyoman Susila menjelaskan bahwa tifus merupakan penyakit endemis yang terjadi di negara beriklim tropis seperti Indonesia.
"Cuaca yang berubah-ubah secara drastis membuat bakteri penyebab tifus yakni 'Salmonela Typhosa' menguat dan menyerang manusia. Penyakit ini tidak berbahaya karena sudah ada obatnya," katanya.
Menurut dia, penyebaran penyakit tersebut bisa melalui kontaminasi makanan dan minuman dari orang pembawa virus tifus.
"Penyakit ini bisa dicegah dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat dan mencuci tangan sampai benar-benar bersih. Di samping itu, khusus untuk anak kecil untuk dikurangi atau dihindarkan dari makanan ringan yang menyebabkan batuk," katanya.